Teknologi.id - Mulai April 2025, Instagram resmi membatasi akses fitur IG Live hanya bagi akun yang memiliki minimal 1.000 pengikut. Kebijakan baru ini menandai pergeseran besar dalam filosofi platform yang dulunya terbuka untuk siapa saja. Kini, validasi angka pengikut menjadi kunci utama untuk bisa siaran langsung.
Baca juga: CEO Perplexity: Stop Scroll Instagram, Waktumu Lebih Berharga Buat Belajar AI!
Dari Fitur Demokratis ke Selektif: Apa Makna di Balik Aturan Baru?
Selama bertahun-tahun, fitur siaran langsung Instagram telah menjadi panggung digital bagi musisi kamar, pelaku UMKM, aktivis lokal, hingga pengguna biasa yang ingin berbagi momen secara spontan. Namun, dengan syarat pengikut minimal 1.000, fitur ini kini berubah dari demokratis menjadi selektif, menempatkan pengaruh sebagai syarat utama.
Bagi pengguna usia produktif, kebijakan ini bukan sekadar perubahan teknis, tapi perubahan fundamental terhadap akses dan representasi digital di media sosial.
Alasan di Balik Pembatasan: Efisiensi dan Moderasi Konten
Meski belum ada pernyataan resmi dari Meta, laporan dari SocialMediaToday dan KompasTekno mengindikasikan dua alasan utama:
-
Efisiensi Biaya
Meta disebut menilai tidak efisien mendanai streaming untuk akun dengan audiens kecil, seperti hanya delapan penonton. -
Moderasi Konten Real-Time
Siaran langsung lebih sulit dimoderasi dibanding unggahan biasa. Fitur ini kerap disalahgunakan untuk menyebar konten melanggar seperti NSFW. Pembatasan jumlah pengikut menjadi cara preventif untuk menjaga kualitas dan keamanan.
Instagram Ikuti Jejak TikTok dan YouTube
Langkah ini bukan hal baru dalam industri. TikTok telah lebih dulu menetapkan batas pengikut untuk fitur live, dan YouTube sejak 2024 mewajibkan usia minimal 16 tahun untuk siaran langsung. Instagram mengikuti tren ini untuk menyelaraskan standar lintas platform.
Live streaming kini bukan sekadar fitur interaktif, melainkan alat dengan pengaruh sosial dan ekonomi. Karena itu, jumlah pengikut dianggap sebagai indikator awal kredibilitas pengguna.
Dampak Langsung bagi Kreator Kecil dan Komunitas Lokal
Bagi kreator kecil, pelaku usaha rumahan, dan komunitas edukatif, fitur IG Live adalah media penting untuk menjual produk, berdiskusi, hingga kampanye sosial. Dengan batasan baru, mereka dihadapkan pada tantangan:
-
Harus memahami etika konten dan hak cipta
-
Perlu membangun strategi pertumbuhan audiens
-
Dituntut untuk meningkatkan kualitas produksi konten
Namun, sisi positifnya, ini mendorong profesionalisasi dalam dunia konten digital. Kreator kini harus lebih serius membangun komunitas, reputasi digital, dan kepercayaan audiens.
Live Streaming: Alat Ekonomi dan Kepercayaan Konsumen
Penelitian dari Galih Ginanjar Saputra dan Fadhilah (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) menemukan bahwa Live Shopping berdampak positif terhadap kepercayaan konsumen dan keputusan pembelian. Di Indonesia, tren ini menjadi tulang punggung ekonomi digital mikro, terutama untuk UMKM berbasis daring.
Dengan pembatasan akses, Instagram secara tidak langsung mengubah peta pertumbuhan ekonomi kreator kecil—mendorong mereka untuk naik kelas, atau tertinggal dari ekosistem digital.
Baca juga: Instagram Kini Punya Fitur Shared Access: Kelola Akun Bareng Tanpa Berbagi Password
Penutup: Menuju Era Etika Digital dan Kedewasaan Pengguna
Siaran langsung bukan hanya alat ekspresi, tapi juga megafon digital—memperbesar suara dan memperluas jangkauan. Maka ketika Instagram mulai menentukan siapa yang boleh "memegang megafon", muncul pertanyaan besar tentang hak digital, inklusi, dan representasi sosial.
Kebijakan ini adalah panggilan untuk kedewasaan digital. Di era digital yang makin kompleks, pengguna tak cukup hanya aktif—mereka harus bertanggung jawab, terampil, dan strategis.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(ipeps)
Tinggalkan Komentar