Teknologi voice cloning kini menjadi ancaman serius di era digital. Bukan lagi sekadar rekayasa suara, teknologi ini mampu memalsukan identitas dan menipu korban dengan sangat meyakinkan. Dalam lanskap komunikasi modern, suara manusia tidak lagi menjadi bukti identitas yang tak tergoyahkan.
Samsung, salah satu raksasa teknologi global, kini mengambil langkah tegas untuk melawan ancaman ini melalui fitur baru Voice Phishing Suspected Call Alert yang akan hadir di One UI 8.
Baca juga: Batas Waktu Main HP Sehari Berapa Jam? Ini Idealnya
Fitur Deteksi Phishing Suara Real-Time
Fitur ini dirancang untuk mendeteksi penipuan suara berbasis AI secara real-time saat pengguna melakukan panggilan ke nomor yang tidak dikenal. Cara kerjanya cukup canggih:
-
Pemindaian suara otomatis saat panggilan berlangsung.
-
Peringatan dua tingkat:
-
Suspected – mendorong pengguna memverifikasi identitas lawan bicara.
-
Detected – menandakan sistem telah mengonfirmasi potensi phishing.
-
-
Log panggilan otomatis untuk mencatat nomor berbahaya agar dapat dihindari di masa depan.
Kolaborasi dengan Institusi Forensik dan Kepolisian
Samsung tidak bekerja sendiri. Teknologi ini dikembangkan bersama National Police Agency dan National Institute of Scientific Investigation di Korea Selatan. Pendekatan ini tidak hanya berorientasi komersial, tetapi juga berbasis forensik dan keamanan publik.
Meski saat ini hanya tersedia di Korea Selatan, Samsung membuka peluang ekspansi global sesuai dukungan bahasa dan regulasi lokal.
Ancaman Nyata Voice Cloning
Menurut studi IEEE Transactions on Information Forensics and Security, voice cloning adalah ancaman serius bagi sistem autentikasi biometrik. Hanya dengan beberapa detik rekaman suara, AI dapat membuat tiruan yang hampir mustahil dibedakan dari suara asli.
Modus ini telah digunakan untuk menipu orang tua, pegawai bank, bahkan eksekutif perusahaan melalui teknik social engineering.
Teknologi yang Terus Belajar
Fitur Samsung ini mengusung konsep pembelajaran kontekstual sebagaimana disarankan dalam jurnal ACM Computing Surveys. Sistem mampu membedakan pola ucapan berbahaya dan tidak berbahaya, sehingga semakin akurat seiring waktu.
Data diproses secara lokal di perangkat untuk meminimalkan risiko kebocoran privasi.
Perbandingan dengan Teknologi Lain
-
DeepDetection (MDPI) – Deteksi suara palsu sekaligus autentikasi pengguna tanpa mengirim data ke server.
-
PhishGuard (ICAIS 2025) – Menggunakan NLP berbasis BERT untuk memahami konteks percakapan dan pola linguistik pelaku phishing.
-
Penelitian Journal of Cybersecurity and Privacy – Mengungkap teknik partial voice manipulation yang dapat mengecoh sistem verifikasi.
Semua penelitian ini memperkuat urgensi membangun sistem yang tangguh untuk menghadapi serangan voice phishing yang semakin canggih.
Baca juga: Ciri-Ciri HP Android Terinfeksi Malware BadBox 2.0 yang Dilarang Online FBI
Pentingnya Literasi Digital
Fitur seperti Voice Phishing Suspected Call Alert adalah bentuk perlindungan krusial di era komunikasi berbasis AI. Bagi pengguna smartphone, memahami ancaman ini bukan sekadar informasi teknis, tetapi bagian dari literasi digital untuk menjaga keamanan diri.
Karena di dunia yang semakin maju, bahkan suara pun bisa menjadi jebakan.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(ipeps)
Tinggalkan Komentar