
Baca juga: Kimiawan Kembangkan Metode Baru Menyerap Karbon Dioksida di Udara
Keadaan ini akan mengganggu metabolisme dan pertumbuhan tanaman. Peningkatan kecepatan fotosintesis menyebabkan penimbunan karbohidrat, sedangkan penurunan kecepatan respirasi mengurangi energi yang dibutuhkan tanaman. Beberapa tanaman memiliki kecepatan respirasi yang meningkat di bawah lingkungan kaya CO2 sehingga meningkatkan penguraiaan karbohidrat. Peningkatan CO2 lingkungan menyebabkan stres pada tanaman sehingga meningkatkan biosintesis etilen. Hal ini dapat mempercepat pemasakan atau penuaan sel tanaman sebelum waktunya. Laju fotosintesis yang meningkat karena peningkatan konsentrasi karbondioksida menyebabkan perubahan pola alokasi karbon. Hal ini menentukan kualitas tanaman sebagai sumber makanan bagi serangga herbivor sehingga mempengaruhi interaksi serangga herbivor. Yang pada umumnya secara langsung makan tanaman tersebut sehingga dapat mengganggu kestabilan ekosistem secara global.Komposisi Kimia di Atmosfer
Sejumlah ilmuwan pun mengatakan tahun 2019 akan terlihat kenaikan CO2 jauh lebih besar dari tahun sebelumnya. Sejak tahun 1958, observatorium penelitian di Mauna Loa Hawaii, terus memantau dan mengumpulkan data tentang komposisi kimia di atmosfer.
Perkiraan konsentrasi CO₂ di Mauna Loa selama 2019 (oranye), bersama dengan konsentrasi perkiraan sebelumnya untuk 2016 (biru), 2017 (hijau), 2018 (pink) dan pengukuran Scripps Institute (hitam). Met Office.
Baca juga: 5 Cara Malas untuk Menyelamatkan Planet Bumi
Kemampuan Menyerap CO2 Bervariasi Setiap Musim
Saat musim panas, kadar CO2 di atmosfer turun saat pohon dan tanaman menyerap lebih banyak karbon ketika mereka tumbuh. Di musim dingin, saat mereka menjatuhkan daunnya, mereka menyerap lebih sedikit dan tingkat atmosfer pun meningkat. Berbeda halnya ketika suhu lebih hangat dan lebih kering dari biasanya, pohon dan tanaman tumbuh lebih sedikit. Mereka menyerap lebih sedikit pula. Variasi alamiah ini diperparah setiap setiap tahun khususnya ketika peristiwa El Nino, yang dapat disaksikan naiknya panas dari pasifik ke atmosfer. "Kondisi permukaan laut yang hangat sekarang akan berlanjut selama beberapa bulan ke depan dan itu akan mengarah ke respons vegetasi," kata Dr Chris Jones dari Met Office, dikutip dari BBC News. "Di seluruh dunia panas ini memiliki dampak yang berbeda, di beberapa tempat panas dan kering dan Anda mendapatkan lebih banyak kebakaran hutan, di hutan hujan tropis misalnya Anda mengurangi pertumbuhan alami vegetasi." Menurut Met Office, batas-batas kemampuan untuk menyerap CO2 ini akan mengalami peningkatan konsentrasi sebanyak 2,75 bagian per juta. Konsentrasi CO2 rata-rata tahun 2019 diperkirakan 411ppm, melebihi konsentrasi sebelumnya pada 2013 yaitu 400ppm. Prediksi tahun ini tidak akan sebesar di tahun-tahun El Nino sekitar 2015 - 2016 dan 1997 -1998. Hanya akan ada peningkatan yang sedikit mirip, sekitar setengah lusin kali sejak pencatatannya dimulai.
Kejadian El Nino pada tahun 2015.
Tinggalkan Komentar