Teknologi.id
– APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) merilis data
terbaru jumlah pengguna internet di Indonesia tahun 2025 mencapai 229. 428.417 juta
jiwa daari total populasi penduduk di Indonesia 284.438.900 juta jiwa. Sebelumnya di tahun 2023, jumlah pengguna di
Indonesia mencapai 215 juta dan di tahun 2024 mencapai 221 juta jiwa.
Data ini diambil oleh APJII melalui survei kepada
WNI (Warga Negara Indonesia) yang dilaksanakan pada tanggal 10 April hingga 16
Juli 2025.
Dalam survey ini melibatkan kurang lebih sekitar
8.700 responden yang tersebar di 38 Provinsi dengan menggunakan metode
wawancara tatap muka dan metode multistage random sampling dengan margin of
Eror (MoE) 1.1%.
Siapa Saja
Pengguna Internet di Indonesia?
Berdasarkan hasil data APJII, bahwa pengguna
internet di Indonesia paling banyak dilihat dari tingkat penetrasi didominasi
oleh:
- Generasi Milenial (kelahiran tahun 1981-1996). Dengan angka penetrasi 89,12% dan angka kontribusi 25,17%
- Gen Z (generasi kelahiran tahun 1997-2012). Dengan angka penetrasi 87,80% dan kontribusi 25,54%
- Gen X (generasi kelahiran tahun 1965-1980). Dengan angka penetrasi 79,48% dan angka kontribusi 18,15%
- Gen Alpha (generasi kelahiran tahun 2013). Dengan angka penetrasi 79,73% dan angka kontribusi 23,19%
- Baby Boomers (generasi kelahiran tahun 1946-1964). Dengan angka penetrasi 59,40% dan angka kontribusi 7,53%
- Pre Boomers (generasi kelahiran tahun 1945). Dengan angka penetrasi 20,88% dan angka kontribusi 0,43%
Jika melihat pada data berdasarkan pendidikan, anak–anak
SD berada diperingkat pertama dengan angka 34,85% kemudian disusul dengan SMA
dengan angka 32,90%, anak—anak SMP dengan angka 17,46% dan mahasiswa sebesar
12,86%.
Penggunaan internet di Indonesia oleh masyarakat biasanya digunakan untuk bekerja dengan jumlah penetrasi sebesar 78,57%. Hampir 36,77% pengguna internet menggunakan jaringan wifi (free wifi) agar terkoneksi dengan internet.
Baca Juga: Mengejutkan! ChatGPT Kini Lebih Sering Dipakai untuk Tanya Pajak daripada Koding
Apa alasan
orang-orang terkoneksi dengan Internet?
Alasan utama orang-orang menggunakan internet
adalah untuk:
- Mengakses sosial media (24,80%)
- Mengakses berita atau informasi terkini, mengingat semua sudah serba digital (15,04%)
- Melakukan transaksi online, seperti pembayaran qris mauupun transaksi transfer (14,95%)
- Mengakses konten hiburan (14,68%)
- Layanan Publik (8,61%) dan Keuangan (5,84%)
- Menggunakan Email (4.20%)
- Mengerjakan pekerjaan sekolah dari rumah (4,17%)
- Akses transportasi online (4,6%)
- WFH (Work From Home) (3,54%)
Sedangkan ada juga yang tidak dapat terkoneksi dengan internet disebabkan karena tidak memiliki perangkat yang terhubung ke internet, tidak bisa menggunakan perangkat, tidak melihat menfaat dari internet, mahalnya harga kuota, dan keterbatasan fisik. Sehingga hal ini menjadi salah satu faktor internet kurang tersebar secara merata.
Baca Juga: Roblox Dianggap Berbahaya oleh Mendikdasmen, Psikolog Ungkap Sisi Positifnya
Persebaran
Pengguna Internet berdasarkan Wilayah (Pulau)
Secara geografis, berdasarkan hasil data tingkat
penetrasi internet di Indonesia, Pulau Jawa masih menempati posisi pertama dengan jumlah
penetrasi 84,69% dari angka kontribusi 58,14%.
Diikuti oleh Pulau Kalimantan 78,72% dan kontribusi
6.05%, Pulau Sumatera 77,12% dan kontribusi 20,51%, Pulau Bali dan Nusa
Tenggara 76,86% dan konribusi 5,13%, Pulau Sulawesi 71,64% dan kontribusi 6,46%
serta Pulau Maluku dan Papua 69,26% dan kontribusi 3,71%.
Sementara itu, untuk daerah tidak tertinggal jumlah
penetrasi mencapai 80,95% dengan kontribusi 98,09% dan untuk daerah tertinggal
jumlah penetrasi mencapai 80,55% dengan kontribusi 1,91%. Meskipun demikian,
daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) masih menjadi perhatian khusus APJII
dalam menerataan internet.
Penutup
Tembusnya angka 229 juta pengguna, menjadikan
internet bukan lagi fasilitas pendukung melainkan sudah menjadi kebutuhan utama
masyarakat. Namun, pertumbuhan ini juga harus diimbangi dengan pemerataan akses,
peningkatan kualitas jaringan dan edukasi literasi digital agar tidak terjadi
penipuan online, pencurian data dan kejahatan-kejahatan lainnya.
Baca artikel dan berita lainnya di Google News – Teknologi.id
Tinggalkan Komentar