Sumber: Orbtal Media / Unsplash
Teknologi.id - Pernah lihat tulisan “Beta” di sebelah nama aplikasi seperti WhatsApp, Instagram, atau bahkan sistem operasi seperti iOS dan Android? Mungkin kamu juga sempat ikut program “WhatsApp Beta” atau “Android Beta” dan bertanya-tanya, kenapa sih aplikasi itu disebut versi Beta? Apakah ini hanya sekadar nama? Atau justru punya makna lebih dalam?
Baca juga: 10 Software Outsourcing di Indonesia untuk Startup hingga Perusahaan Besar
Yuk, kita bahas dengan gaya yang ringan tapi tetap informatif, agar kamu paham kenapa dunia teknologi memakai istilah “Beta” dalam pengembangan software!
Apa Itu Software Versi Beta?
Sederhananya, software versi Beta adalah versi aplikasi yang belum final, alias masih dalam tahap pengembangan dan pengujian. Aplikasi Beta ini biasanya dirilis oleh pengembang kepada sekelompok pengguna atau developer pihak ketiga untuk dijajal dan dievaluasi sebelum akhirnya dirilis ke publik secara resmi.
Mereka yang mencoba versi Beta disebut beta tester, dan tugas mereka adalah memberikan masukan, melaporkan bug (gangguan), serta membantu menyempurnakan aplikasi tersebut.
Lantas, kenapa namanya harus "Beta"? Kenapa bukan “Trial” atau “Pre-Launch” misalnya?
Asal Usul Nama “Beta”
Penamaan “Beta” berasal dari Software Release Life Cycle (SRLC) atau siklus hidup rilis perangkat lunak. Dalam proses pengembangan software, terdapat tahapan bertingkat yang biasanya dinamai berdasarkan alfabet Yunani, seperti Alpha, Beta, Gamma, hingga Omega.
- Alpha: Tahap awal pengembangan software.
- Beta: Tahap lanjutan di mana software sudah mulai diuji lebih luas.
- Final/Stable: Tahap akhir untuk rilis ke publik.
Jadi, “Beta” adalah tahap kedua setelah Alpha, di mana software sudah mulai terlihat bentuknya, tapi belum sempurna. Namanya diambil dari huruf Beta (β), yang merupakan huruf kedua dalam alfabet Yunani. Maka, jangan heran kalau kamu sering menjumpai istilah ini pada banyak aplikasi atau program yang belum dirilis resmi.
Apa Bedanya Tahap Alpha dan Beta?
Tahap Alpha biasanya dilakukan secara tertutup dan hanya oleh tim internal perusahaan. Di sini, pengembang akan menyusun kerangka kerja software, mengembangkan fitur dasar, dan melakukan tes untuk melihat apakah semua modul saling terhubung dengan baik. Versi ini biasanya belum stabil dan rawan error.
Setelah software dianggap cukup matang dari sisi teknis, maka ia masuk ke tahap Beta. Nah, di tahap ini pengujian menjadi lebih serius karena fokus utamanya adalah pengalaman pengguna. Tidak hanya diuji oleh tim internal, tapi juga oleh pengguna dari luar.
Ada dua jenis uji coba di tahap Beta:
- Closed Beta: Hanya pengguna tertentu yang diundang atau mendaftar secara khusus untuk mencoba aplikasi versi Beta.
- Open Beta: Pengujian yang terbuka untuk umum, siapa pun bisa mendaftar dan mencoba aplikasi tersebut.
Mengapa Perusahaan Meluncurkan Versi Beta?
Ada beberapa alasan kenapa perusahaan teknologi memilih meluncurkan aplikasi dalam versi Beta sebelum merilis versi finalnya:
- Menguji performa di kondisi nyata: Aplikasi yang berjalan mulus di laboratorium pengujian belum tentu stabil di ribuan tipe perangkat pengguna.
- Mengumpulkan masukan pengguna: Feedback dari pengguna Beta sangat penting untuk menyempurnakan fitur dan memperbaiki bug.
- Menekan risiko gagal saat rilis resmi: Lebih baik menemukan kesalahan saat pengujian daripada saat sudah diluncurkan ke publik.
- Melibatkan komunitas: Dengan merangkul pengguna dalam proses pengembangan, perusahaan bisa membangun komunitas yang loyal dan aktif.
Kenapa Pengguna Mau Coba Versi Beta?
Meskipun aplikasi Beta rawan bug, banyak pengguna justru antusias bergabung dalam program ini. Alasannya?
- Bisa menjajal fitur baru lebih cepat dari pengguna biasa.
- Ikut berkontribusi dalam pengembangan teknologi.
- Merasa lebih dekat dengan tim pengembang karena bisa memberikan umpan balik langsung.
Namun, pengguna Beta juga harus siap dengan risiko seperti aplikasi yang crash, tidak stabil, atau fitur yang kadang berubah-ubah.
Baca juga: Rekomendasi Software House Company Terbaik Indonesia 2025
Beta: Langkah Menuju Sempurna
Jadi, istilah “Beta” bukan sekadar nama keren yang ditempel di aplikasi. Ia punya makna teknis sebagai bagian dari proses panjang dalam pengembangan software. Dari Alpha yang masih mentah hingga Beta yang lebih matang, lalu akhirnya sampai pada versi final yang digunakan jutaan orang.
Dengan memahami siklus ini, kita bisa lebih menghargai setiap kali melihat fitur baru yang muncul, karena di baliknya ada proses panjang pengujian dan penyempurnaan yang mungkin saja melibatkan kita sebagai beta tester.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(mo)
Tinggalkan Komentar