Netflix Gunakan AI Generatif untuk Efek Visual Pertama Kalinya dalam Serial Orisinal

Farrah Nur Fadhilah . July 18, 2025

Teknologi.id - Netflix, layanan streaming terbesar di dunia, membuat langkah besar dalam produksi kontennya dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) generatif. Untuk pertama kalinya, teknologi ini digunakan dalam efek visual (VFX) salah satu serial orisinal mereka yang berjudul The Eternauts, sebuah serial fiksi ilmiah asal Argentina.

Langkah ini menjadi sorotan besar di industri hiburan karena memicu kembali perdebatan mengenai posisi AI dalam proses kreatif. Dengan penggunaan teknologi ini, Netflix tidak hanya berinovasi, tetapi juga membuka ruang diskusi luas tentang etika, efisiensi, dan masa depan produksi film serta serial TV.

Netflix Integrasikan AI Generatif di Produksi Serial The Eternauts

Menurut Co-Chief Executive Officer Netflix, Ted Sarandos, AI generatif digunakan untuk menciptakan efek adegan bangunan runtuh di kota Buenos Aires. Sarandos mengungkapkan bahwa pemanfaatan AI ini berhasil memangkas waktu produksi secara signifikan.

"Urutan tersebut selesai 10 kali lebih cepat dibandingkan dengan efek visual tradisional. Biaya itu tidak mungkin untuk pertunjukan dengan anggaran sebesar itu," ujar Sarandos.

Hal ini memberikan peluang besar bagi rumah produksi dengan bujet terbatas untuk menghadirkan visual yang sebelumnya hanya bisa dicapai oleh studio besar dengan anggaran besar.

Efisiensi dan Biaya Produksi yang Lebih Rendah

Netflix menyebut bahwa penggunaan AI generatif memungkinkan tim produksi menyelesaikan urutan visual dengan efisiensi tinggi dan biaya yang jauh lebih murah. Ini menjadi kabar baik terutama bagi proyek-proyek berskala menengah hingga kecil.

Dalam industri hiburan, visual efek berkualitas tinggi kerap menjadi faktor penentu dalam menarik penonton. Namun, pengerjaannya memakan waktu dan biaya besar. Dengan AI, proses kreatif bisa berjalan lebih cepat, tanpa harus mengorbankan kualitas visual.

Tanggapan Industri Terhadap AI Generatif

Meski menjanjikan efisiensi, penggunaan AI generatif tidak lepas dari kontroversi. Banyak pekerja industri hiburan, khususnya seniman visual dan penulis, mengungkapkan kekhawatiran soal potensi AI dalam menggantikan peran manusia.

Isu ini mencuat dalam aksi mogok besar Hollywood pada 2023, yang dipimpin oleh serikat Screen Actors Guild–American Federation of Television and Radio Artists (SAG-AFTRA). Mereka menuntut regulasi lebih ketat terkait penggunaan AI dalam produksi hiburan.

Baca Juga : Open AI Bikin Chip untuk Sora, Masa Depan Video Generatif & Revolusi Industri Film

Kreator Masih Pegang Kendali

Davier Yoon, pendiri studio animasi CraveFX di Singapura, menyatakan bahwa penggunaan AI generatif oleh Netflix bukan hal yang mengejutkan. Menurutnya, AI hanyalah alat baru di tangan kreator.

"AI hanyalah bagian dari pilihan teknologi yang bisa dimanfaatkan seniman visual. Pada akhirnya, senimanlah yang memutuskan apa yang muncul di layar, bukan AI," ujar Yoon.

Pernyataan ini mempertegas bahwa peran manusia masih vital, dan AI hadir sebagai pendukung untuk memperluas kemungkinan kreatif.

Netflix Catat Kinerja Keuangan Positif

Pengenalan AI generatif dalam produksi ini juga berbarengan dengan laporan keuangan positif Netflix untuk kuartal kedua 2025. Perusahaan mencatat peningkatan pendapatan sebesar 16% menjadi US$11 miliar, naik dari US$9,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Laba bersih juga naik dari US$2,1 miliar menjadi US$3,1 miliar. Salah satu kontributor besar kesuksesan ini adalah penayangan musim ketiga serial Korea Squid Game, yang berhasil menarik 122 juta penonton.

Dampak AI terhadap Masa Depan Produksi Konten

Penggunaan AI dalam The Eternauts menandai era baru dalam industri hiburan. Sarandos menyebut, dengan alat berbasis AI, kreator bisa menyusun storyboard, melakukan pra-visualisasi, hingga mempercepat produksi efek visual secara signifikan.

"Kami tetap yakin bahwa AI menghadirkan peluang luar biasa untuk membantu kreator membuat film dan serial lebih baik, bukan hanya lebih murah," kata Sarandos.

Namun, keberadaan teknologi ini harus dibarengi regulasi yang adil dan transparan, agar tidak merugikan pekerja kreatif yang selama ini menjadi tulang punggung industri.

Baca Juga : Google Perkenalkan Imagen 3 dan Veo, AI Generatif Visual Baru Berkualitas Tinggi

Kontroversi dan Perluasan Teknologi AI di Masa Depan

Sejumlah sineas ternama seperti Tyler Perry bahkan menghentikan proyek besar mereka karena khawatir akan dominasi AI dalam produksi konten. Pada 2024, ia membatalkan rencana ekspansi studio senilai US$800 juta di Atlanta.

Teknologi AI seperti Sora dari OpenAI juga memicu kekhawatiran yang sama. Kemampuannya menghasilkan video dari teks dengan kualitas tinggi dianggap mengancam keberadaan seniman tradisional.

Meskipun demikian, AI generatif tetap menarik minat studio besar, karena dianggap bisa mengurangi ketergantungan pada proses manual yang lambat dan mahal.

Langkah Netflix menggunakan AI generatif untuk pertama kali dalam serial orisinal menjadi sinyal kuat bahwa industri hiburan sedang berada di titik transisi besar. Meski kontroversial, banyak yang menilai AI sebaiknya dilihat sebagai alat bantu, bukan ancaman.

Baca Juga : Nvidia Perkenalkan Jetson Orin Nano Super: Komputer AI Generatif Berperforma Tinggi

Dengan pendekatan yang tepat dan kolaboratif, teknologi ini bisa mendorong batas kreativitas tanpa mengorbankan nilai-nilai seni dan keterampilan manusia. Netflix sudah memulainya, dan kemungkinan besar, studio-studio lain akan mengikuti jejak ini dalam waktu dekat.

Pertanyaannya kini bukan lagi "apakah" AI akan digunakan, tetapi "bagaimana" kita akan menggunakannya secara bijak dan bertanggung jawab.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(fnf)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar