.jpg&size=720x400)
Teknologi.id – Indonesia dan Amerika Serikat baru saja menandatangani perjanjian dagang bersejarah yang menetapkan tarif impor produk dari AS ke Indonesia menjadi 0 persen. Kabar ini disambut antusias, terutama oleh para pencinta teknologi yang berharap harga iPhone akan ikut turun. Tapi kenyataannya, harapan itu harus dikubur dalam-dalam.
iPhone Dianggap Produk Buatan China, Bukan Amerika
Meski Apple adalah perusahaan asal Amerika Serikat, iPhone tidak dianggap sebagai produk buatan AS, melainkan buatan China. Hal ini disebabkan oleh lokasi perakitan dan produksinya.
“IPhone dianggap sebagai produk buatan China, karena proses produksinya tidak dilakukan di Amerika Serikat,” jelas Kiranjeet Kaur, Associate Research Director di IDC Asia Pasifik.
Hal senada disampaikan Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif Celios. Menurutnya, meskipun brand Apple berasal dari AS, iPhone dirakit di China, sehingga tidak mendapat fasilitas tarif 0 persen dari kesepakatan dagang tersebut.
Baca juga: iPhone Terancam Dilarang di AS? Ini Biang Keroknya!
Kenapa Harga iPhone Tidak Turun?
Dalam hukum perdagangan internasional, asal suatu barang ditentukan dari lokasi produksinya, bukan asal merek. Karena iPhone dirakit di China, maka tetap terkena tarif impor untuk produk asal China.
Akibatnya, harga iPhone di Indonesia tidak akan mengalami penurunan meski tarif impor produk asal AS kini 0 persen. Ini juga berlaku untuk produk teknologi lain dari brand Amerika yang dirakit di luar AS, seperti laptop, printer, dan wearable devices.
Label “Made in China” tetap menjadi faktor penentu tarif impor, yang akhirnya memengaruhi harga jual produk di Indonesia.
Barang dari AS Apa yang Bisa Lebih Murah?
Jika iPhone tidak terdampak, lalu produk apa yang harganya berpotensi turun? Menurut Bhima Yudhistira, beberapa barang dari sektor industri berat dan energi akan lebih kompetitif, seperti:
-
Suku cadang pesawat
-
Mesin dan alat berat
-
Plastik industri
-
Produk farmasi dan alat kesehatan
-
Minyak bumi (BBM), LNG, dan elpiji
-
Komoditas pertanian: kedelai, jagung, gandum
Sebelumnya, produk-produk ini dikenakan bea masuk antara 5–9 persen. Kini, setelah menjadi 0 persen, harganya akan lebih murah, khususnya untuk kebutuhan industri nasional.
Kesepakatan Dagang AS-Indonesia: Strategis dan Berdampak Besar
Perjanjian ini bukan hanya soal tarif impor. Kesepakatan dagang yang diberi nama "The United States and Indonesia Reach Historic Trade Deal" juga mencakup:
-
Pembelian 50 pesawat Boeing, mayoritas Boeing 777
-
Impor energi dari AS senilai USD 15 miliar
-
Impor produk pertanian dari AS senilai USD 4,5 miliar
-
Kerja sama di sektor digital dan perlindungan data pribadi
Mantan Presiden AS, Donald Trump, bahkan menyebut kerja sama ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat hubungan ekonomi kedua negara.
Baca juga: iPhone 17 Siap Meluncur! Ini Fitur Canggihnya yang Wajib Kamu Tahu Duluan
Kesimpulan: iPhone Tetap Mahal, Tapi Peluang Terbuka untuk Produk Lain
Meskipun tarif impor dari Amerika ke Indonesia kini nol persen, harga iPhone tetap tidak akan turun selama proses produksinya masih dilakukan di China. Namun, masyarakat tetap bisa merasakan manfaat dari kesepakatan ini melalui penurunan harga barang-barang strategis dari AS, terutama untuk sektor industri, kesehatan, dan energi.
Jadi, untuk kamu yang menantikan iPhone lebih murah, sepertinya masih harus bersabar lebih lama. Tapi untuk pelaku industri, ini adalah peluang besar untuk mendapatkan produk berkualitas dari AS dengan harga lebih bersaing.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(mo)
Tinggalkan Komentar