Teknologi.id - Donald Trump kembali menjadi sorotan setelah menyebut partai politik baru buatan Elon Musk sebagai langkah yang "konyol". Pernyataan ini muncul setelah Musk mengumumkan pembentukan America Party, partai ketiga yang ia klaim sebagai alternatif dari sistem dua partai yang selama ini mendominasi politik Amerika Serikat.
Dalam pernyataan kepada wartawan di New Jersey, Trump mengatakan bahwa partai ketiga bukan ide yang masuk akal. Ia menilai sistem dua partai sudah cukup kuat, dan mencoba menambah satu partai baru justru akan menimbulkan kekacauan.
“Menurut saya memulai partai ketiga itu konyol. Sistem ini memang dirancang untuk dua partai, dan partai ketiga tidak pernah berhasil,” ujar Trump kepada wartawan, Minggu (6/7/2025).
America Party: Ambisi Politik Baru Elon Musk yang Trump Sebut Konyol
Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, mengumumkan pembentukan America Party pada Sabtu (5/7/2025) melalui akun X miliknya. Ia menyebut partai tersebut sebagai respons atas disahkannya RUU pemotongan pajak dan pengeluaran pemerintah, yang menurutnya bisa memperburuk kondisi fiskal negara.
“Hari ini, America Party dibentuk untuk mengembalikan kebebasan Anda,” tulis Musk dalam unggahan tersebut.
Musk juga menilai bahwa saat ini AS sedang berada di bawah sistem politik satu partai yang menyamar sebagai demokrasi. Ia berharap partainya dapat membentuk kekuatan penyeimbang di Kongres dan memberikan suara kepada masyarakat yang selama ini merasa tidak terwakili.
Namun langkah tersebut langsung mengundang kritik dari Trump, yang mengatakan bahwa Musk sudah tidak rasional dalam beberapa minggu terakhir.
“Saya sedih melihat Elon Musk benar-benar keluar jalur. Beberapa minggu ini seperti bencana,” ujar Trump dalam unggahan di platform Truth Social miliknya.
Baca juga: Trump Klaim Sudah Punya Pembeli Kaya untuk Akuisisi TikTok dari ByteDance
Dari Sekutu Menjadi Lawan
Trump dan Musk dulunya pernah bekerja sama, khususnya dalam kebijakan terkait kendaraan listrik dan industri teknologi. Namun hubungan keduanya mulai renggang setelah Musk mundur dari Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOFE) dan mulai bersikap lebih vokal terhadap kebijakan pemerintah.
Ketegangan semakin meningkat setelah Trump menandatangani RUU yang menghapus kredit pajak untuk kendaraan listrik, salah satu kebijakan yang sebelumnya menguntungkan bisnis Musk. Dalam wawancara dengan CNBC, Trump mengungkapkan bahwa dirinya sudah mengingatkan Musk soal kebijakan ini sejak kampanye pemilu 2024.
“Saya sudah bilang ke Elon sejak awal bahwa saya akan memangkas insentif EV. Saat itu dia bilang dia tidak keberatan,” kata Trump.
America Party dan Isinya
Partai Amerika yang diumumkan Elon Musk mengusung beberapa agenda besar. Beberapa di antaranya adalah:
- Menurunkan defisit anggaran
- Meningkatkan transparansi pengeluaran pemerintah
- Menghapus pengaruh lobi politik besar di Kongres
- Melindungi kebebasan individu dan mengurangi regulasi federal yang dianggap membatasi inovasi
Musk mengatakan bahwa partainya akan berusaha menarik dukungan dari kalangan independen dan warga negara yang kecewa dengan Partai Demokrat maupun Republik.
Namun, sejauh ini belum ada informasi resmi apakah America Party telah didaftarkan ke Komisi Pemilihan Federal (FEC). Beberapa nama partai dengan label serupa muncul di sistem FEC, namun sebagian besar terlihat tidak sah dan mencantumkan kontak email yang tidak profesional.
Baca juga: Elon Musk Mau Bikin Parpol Sendiri, Sindir Keras Kebijakan Trump
Hambatan Politik dan Potensi Gagal
Sejarah membuktikan bahwa partai ketiga di Amerika Serikat sangat sulit untuk bertahan, apalagi memenangkan pemilu besar. Sistem pemilu yang berbasis distrik tunggal membuat partai kecil sulit mendapatkan kursi tanpa dukungan geografis yang solid.
Pengamat politik dari Georgetown University, Sarah Klein, menyatakan bahwa meskipun Musk punya pengaruh besar di dunia bisnis dan media sosial, membangun partai politik yang bisa bersaing di tingkat nasional adalah hal yang berbeda.
“Orang bisa viral di media sosial, tapi membangun jaringan partai dari bawah itu butuh waktu, sumber daya, dan kader yang berdedikasi,” ujarnya kepada CNN.
Dampak Politik terhadap Bisnis Elon Musk
Keputusan Elon Musk untuk turun ke dunia politik kemungkinan juga akan berdampak pada bisnisnya. Perusahaan-perusahaannya seperti Tesla dan SpaceX sangat bergantung pada kontrak pemerintah dan regulasi yang mendukung.
Sejak pengumuman pembentukan partai tersebut, saham Tesla sempat melemah dan sejumlah investor menyatakan kekhawatirannya terhadap fokus Musk yang terpecah antara bisnis dan politik.
Trump bahkan menyinggung kemungkinan membatalkan kontrak pemerintah dengan perusahaan-perusahaan milik Musk, terutama SpaceX yang selama ini menjadi mitra utama NASA.
“Saya rasa tidak tepat jika seseorang yang aktif secara politik juga mengelola bisnis luar angkasa yang terhubung langsung dengan anggaran nasional,” kata Trump dalam konferensi pers.
Pernyataan Trump sebut partai Elon Musk konyol mencerminkan betapa kerasnya reaksi elit politik terhadap upaya perubahan yang datang dari luar sistem. Meskipun langkah Musk ini terlihat berani dan visioner, banyak tantangan struktural dan politik yang harus dihadapi.
Sejauh ini, America Party lebih terlihat sebagai sebuah pernyataan politik ketimbang organisasi yang sudah siap bersaing di panggung nasional. Namun, dengan sumber daya dan pengaruh yang dimiliki Elon Musk, bukan tidak mungkin partai ini setidaknya akan mengguncang status quo dua partai besar di Amerika.
Apakah partai ini akan bertahan? Apakah Elon Musk bisa benar-benar mengubah peta politik AS? Atau apakah langkah ini hanya akan dikenang sebagai episode kontroversial dalam perjalanan kariernya? Waktu yang akan menjawab.
Baca berita selengkapnya di Google News.
(fnf)
Tinggalkan Komentar