
Teknologi.id - “Kami terbuka terhadap merger dan akuisisi yang mempercepat rencana bisnis kami.” Pernyataan CEO Apple, Tim Cook, dalam laporan keuangan kuartal ketiga 2025 yang dikutip CNBC ini bukan sekadar basa-basi. Ini adalah sinyal jelas bahwa Apple mulai meninggalkan pendekatan konservatifnya terhadap kecerdasan buatan (AI) dan siap terjun penuh ke dalam arena yang selama ini didominasi oleh Google, Meta, dan OpenAI.
Apple Tancap Gas di Sektor AI
Di tengah sorotan publik terhadap Apple Intelligence yang dinilai lambat dibanding pesaing, Apple mulai menggelontorkan dana besar untuk mengejar ketertinggalan. Langkah strategis yang dipilih bukan membangun dari nol, melainkan mengakuisisi startup AI sebagai jalan pintas yang lebih cepat dan terukur.
Jika Meta gencar merekrut insinyur AI dan Google terus memperluas ekosistem Gemini, Apple mengambil jalur lain: akuisisi dan kolaborasi untuk memperkuat posisi mereka di dunia AI.
Baca juga: MIT Ciptakan Printer 3D AI yang Ubah Kulit Pisang Jadi Gelas dan Sendok
Proyek LLM Siri dan Akuisisi Perplexity
Menurut laporan Bloomberg, Apple tengah menjajaki kolaborasi dengan OpenAI dan Anthropic untuk menciptakan Large Language Model (LLM) khusus Siri. Proyek ini disebut “LLM Siri” dan bertujuan mentransformasi Siri menjadi asisten digital cerdas yang memahami konteks, menjawab pertanyaan kompleks, dan berinteraksi secara natural layaknya ChatGPT.
Tak hanya itu, Apple juga dikabarkan membidik akuisisi terhadap Perplexity AI, startup pencarian berbasis jawaban langsung. Jika akuisisi ini berhasil, Apple akan memiliki pondasi kuat untuk membangun mesin pencarian yang lebih intuitif dan terintegrasi dalam ekosistem iOS dan macOS.
Kinerja Keuangan Apple Tetap Solid
Meski AI belum menjadi senjata utama Apple, perusahaan tetap mencatatkan kinerja keuangan impresif:
-
Penjualan iPhone tumbuh 13% YoY, mencapai USD 44,6 miliar.
-
Pendapatan kuartal April–Juni 2025 naik 10% menjadi USD 94 miliar.
-
Segmen layanan Apple (Apple TV+, iCloud, Apple Music) cetak rekor dengan USD 27,4 miliar.
-
Penjualan Mac bangkit jadi USD 8,1 miliar.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa Apple memiliki amunisi finansial yang kuat untuk bereksperimen dan berinvestasi di sektor AI—tanpa mengganggu stabilitas bisnis intinya.
Mengapa Apple Baru Sekarang Serius Masuk AI?
Pertanyaan besar yang banyak dilontarkan: kenapa Apple baru sekarang serius di AI?
Jawabannya terletak pada falsafah desain dan komitmen privasi yang selama ini dipegang teguh Apple. Mereka cenderung menunggu hingga teknologi benar-benar matang dan tidak membahayakan privasi pengguna.
Namun, tekanan pasar dan ekspektasi konsumen membuat Apple tak bisa lagi mengandalkan desain dan ekosistem saja. Saat Siri mulai dibandingkan dengan ChatGPT atau Google Assistant, jelas bahwa AI bukan lagi fitur tambahan—melainkan fondasi pengalaman digital modern.
Peluang dan Tantangan Apple dalam Dunia AI
Integrasi AI ke dalam iOS, macOS, dan layanan Apple lainnya akan membuka peluang besar untuk menciptakan pengalaman pengguna yang lebih personal, efisien, dan cerdas.
Namun, tantangannya tidak ringan. Apple harus:
-
Memastikan AI yang diadopsi tetap menjaga privasi.
-
Bersaing dengan pemain mapan seperti OpenAI, Meta, dan Google DeepMind.
-
Membuktikan bahwa keterlambatan mereka bukan berarti tertinggal.
Baca juga: Sam Altman Peringatkan: Wahai Anak Muda, Jangan Umbar Rahasia ke ChatGPT!
Membangun Ulang Narasi Teknologi Apple
Apple selama ini dikenal bukan hanya sebagai pembuat perangkat, tetapi sebagai pencipta pengalaman premium. Dengan masuknya AI ke dalam strategi utama, Apple punya peluang menyusun ulang narasi tersebut: dari perusahaan desain menjadi pemimpin dalam kecerdasan digital.
Jika Apple sukses mengintegrasikan AI tanpa mengorbankan nilai-nilai inti seperti privasi, desain intuitif, dan eksklusivitas, mereka tak hanya akan menyusul kompetitor—tapi bisa kembali menjadi pionir dalam dunia teknologi.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(ipeps)
Tinggalkan Komentar