Kodak Terancam Gulung Tikar, Ikon Fotografi Dunia Hadapi Krisis Setelah 130 Tahun

Farrah Nur Fadhilah . August 14, 2025
Kodak bangkrut
Foto: Lowyal.NET


Teknologi.id – Eastman Kodak Company, raksasa fotografi legendaris asal Amerika Serikat, kembali berada di ujung tanduk. Perusahaan yang pernah mengubah dunia dengan kamera ikoniknya ini mengakui adanya “keraguan substansial” atas kemampuan mereka untuk terus bertahan. Setelah lebih dari 130 tahun beroperasi, Kodak kini menghadapi ancaman kebangkrutan yang nyata.

Sinyal Bangkrut dari Laporan Keuangan

Peringatan ini terungkap dalam laporan kuartal kedua yang disampaikan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada Senin (11/8/2025). Dalam dokumen tersebut, Kodak mengungkapkan memiliki utang lebih dari US$470 juta atau sekitar Rp 7,5 triliun yang jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan. Masalahnya, mereka tidak memiliki dana atau pembiayaan yang cukup untuk melunasi utang tersebut sesuai ketentuan saat ini.

“Kodak memiliki utang yang jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan dan tidak memiliki likuiditas yang memadai,” tulis perusahaan dalam laporan resminya. Kondisi ini menjadi alarm serius bagi perusahaan yang pernah memimpin pasar fotografi dunia.

Baca juga: Cara Pindah dari Android ke iPhone Tanpa Kehilangan Data, Simak Panduan Lengkapnya!

Langkah Darurat: Pemangkasan Biaya dan Fokus Baru

Untuk bertahan, Kodak mengambil langkah darurat dengan memangkas pengeluaran, termasuk program pensiun bagi sebagian karyawan. Perusahaan juga berencana memusatkan bisnis pada sektor bahan dan kimia canggih, meninggalkan sebagian besar lini bisnis yang dulunya menjadi kebanggaan mereka.

CFO Kodak, David Bullwinkle, mengatakan pihaknya akan mencari kepastian cara memenuhi kewajiban utang pada Jumat (15/8/2025) mendatang.
“ Kami akan terus fokus mengurangi biaya dan mengubah investasi menjadi pertumbuhan jangka panjang,” ujarnya.

CEO sekaligus Executive Chairman Kodak, Jim Continenza, menegaskan tarif impor tidak banyak mempengaruhi bisnis mereka karena sebagian besar produk—seperti pelat cetak, film, mesin cetak inkjet, tinta, hingga bahan baku farmasi—diproduksi di dalam negeri.

Dari Puncak Kejayaan ke Jurang Krisis

Kisah Kodak adalah perjalanan luar biasa dari inovasi, kejayaan, hingga kemunduran. Didirikan pada 1889 oleh George Eastman, Kodak dikenal publik setelah meluncurkan kamera Kodak 1 pada 1888 yang merevolusi fotografi. Keberhasilan berlanjut dengan kamera Kodak Brownie pada 1900, membuat fotografi rumahan semakin populer.

Pada era 1920–1930-an, Kodak memperkenalkan kamera berwarna yang menjadi tonggak sejarah industri. Bahkan, pada 1975, Kodak mencatat sejarah sebagai perusahaan pertama yang memperkenalkan kamera digital. Ironisnya, teknologi inilah yang kelak menjadi salah satu faktor kejatuhan mereka karena terlambat beradaptasi ke era digital.

Pukulan Telak dari Era Digital

Seiring maraknya kamera digital dan smartphone, bisnis film fotografi merosot tajam. Kodak yang semula menjadi raja industri fotografi justru kesulitan beradaptasi. Tahun 2012, Kodak pernah mengajukan perlindungan kebangkrutan (Chapter 11) di AS. Setelah restrukturisasi, mereka mencoba bertahan dengan mengalihkan fokus ke percetakan digital, bahan kimia khusus, dan farmasi. Namun, upaya ini belum mampu mengembalikan kejayaan.

Data Keuangan Memprihatinkan

Laporan kuartal kedua 2025 menunjukkan situasi kritis: pendapatan konsolidasi sebesar US$263 juta, turun US$4 juta dari periode sama tahun lalu. Laba kotor anjlok 12%, sementara saldo kas hanya US$155 juta—turun hampir 23% sejak akhir Desember 2024.

Dengan beban utang besar dan arus kas menipis, masa depan Kodak kini bergantung pada langkah cepat menemukan solusi finansial.

Upaya Menyelamatkan Merek Legendaris

Bagi banyak orang, Kodak bukan sekadar merek kamera, melainkan bagian sejarah dan kenangan pribadi. Meski kondisi keuangan memprihatinkan, masih ada harapan investor atau pihak ketiga mau membantu menyelamatkan perusahaan ini.

Kodak berencana memperkuat fokus pada sektor dengan potensi pertumbuhan, seperti bahan kimia canggih, pelat cetak ramah lingkungan, dan tinta berbasis teknologi tinggi. Diversifikasi ini diharapkan menstabilkan pendapatan dan menjaga relevansi.

Pelajaran dari Krisis Kodak

Kejatuhan Kodak menjadi pelajaran bahwa perusahaan besar bisa kehilangan dominasi jika gagal beradaptasi dengan perubahan zaman. Padahal, Kodak sudah memiliki teknologi kamera digital sejak 1970-an, namun enggan mematik bisnis film konvensional terlalu cepat. Akibatnya, pesaing seperti Canon, Nikon, dan produsen smartphone merebut pasar.

Baca juga: Kenapa Kamera iPhone Sering Terlihat Lebih Bagus Ketimbang Android? Ini Rahasianya

Masa Depan Masih Tanda Tanya

Dengan sejarah panjang lebih dari satu abad, banyak pihak berharap Kodak tidak benar-benar hilang dari peta industri global. Namun, tantangan yang dihadapi tidak kecil: utang besar, penurunan pendapatan, dan persaingan ketat dari pemain teknologi baru.

Apakah Kodak akan bangkit seperti setelah kebangkrutan 2012, atau kali ini benar-benar menyerah? Jawabannya akan terungkap dalam beberapa bulan ke depan, bergantung pada eksekusi strategi penyelamatan mereka.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(fnf)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar