Foto: Research Mingle
Teknologi.id – Persaingan mesin pencari berbasis kecerdasan buatan (AI) semakin memanas. Startup AI yang relatif baru namun ambisius, Perplexity AI, membuat kejutan besar dengan mengajukan penawaran untuk membeli Google Chrome senilai US$34,5 miliar atau sekitar Rp560 triliun. Angka ini jauh melampaui valuasi Perplexity sendiri yang “hanya” sekitar US$18 miliar (Rp292 triliun).
Langkah mengejutkan ini menjadi manuver strategis untuk menantang dominasi Google dan mengincar posisi terdepan di masa depan pencarian online.
Baca juga: CEO Perplexity AI: Dua Pekerjaan Ini Bakal Digantikan AI dalam 6 Bulan Lagi!
Target 3 Miliar Pengguna Chrome
Menurut laporan Reuters, tawaran ini bertujuan untuk merebut akses ke tiga miliar pengguna Chrome di seluruh dunia. Perplexity, yang didirikan pada 2022, sudah lama dipandang sebagai calon pesaing serius Google, bahkan disebut-sebut sebagai “pengganti masa depan” mesin pencari.
Dengan ambisi menjadi super app yang melayani berbagai kebutuhan digital, Perplexity melihat Chrome sebagai pintu gerbang utama menuju data dan lalu lintas pencarian yang sangat berharga. Saat ini, mereka telah memiliki peramban AI sendiri bernama Comet, dan mengakuisisi Chrome akan memperkuat posisinya melawan rival seperti OpenAI yang juga tengah mengembangkan browser AI.
Persaingan Ketat dan Hambatan Hukum
Meski terdengar menjanjikan, akuisisi Chrome bukan perkara mudah. Google sendiri belum membuka penawaran untuk menjual Chrome. Namun, peluang muncul karena Google tengah menghadapi tekanan regulasi di Amerika Serikat terkait dugaan monopoli pencarian online.
Departemen Kehakiman AS (DOJ) bahkan telah meminta Google melepas Chrome sebagai bagian dari solusi hukum atas putusan pengadilan yang menyatakan monopoli tersebut ilegal. Google berencana mengajukan banding, namun situasi ini dimanfaatkan Perplexity untuk masuk dengan tawaran besar. Selain Perplexity, OpenAI, Yahoo, dan Apollo Global Management juga dilaporkan berminat membeli Chrome.
Janji Perplexity dan Misteri Pendanaan
Dalam penawarannya, Perplexity berkomitmen untuk:
-
Mempertahankan kode dasar Chrome.
-
Menginvestasikan US$3 miliar dalam dua tahun.
-
Tidak mengubah mesin pencari default.
Meski begitu, sumber pendanaan akuisisi ini masih menjadi tanda tanya. Perplexity mengklaim telah mendapatkan dukungan dari beberapa institusi keuangan besar, tanpa menyebutkan nama. Startup ini sebelumnya telah menggalang dana sekitar US$1 miliar dari investor besar seperti Nvidia dan SoftBank.
Baca juga: Google Bakal Gabungkan ChromeOS dan Android, Ini Dampaknya!
Kesimpulan
Tawaran Rp560 triliun dari Perplexity AI untuk membeli Google Chrome adalah langkah ambisius yang berpotensi mengguncang peta persaingan mesin pencari. Dengan memanfaatkan momentum tekanan hukum terhadap Google, Perplexity ingin memperkuat posisinya di era AI.
Terlepas dari apakah akuisisi ini berhasil atau tidak, satu hal jelas: Perplexity AI kini resmi masuk daftar kompetitor terkuat yang siap menantang dominasi Google di dunia pencarian berbasis AI.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(ak)
Tinggalkan Komentar