
Teknologi.id – Dunia teknologi kembali diguncang kabar kontroversial dari TikTok. Perusahaan media sosial raksasa ini melakukan PHK massal terhadap ratusan karyawan dan berencana mengganti posisi mereka dengan teknologi kecerdasan buatan (AI). Langkah ini memicu protes besar dan perdebatan mengenai etika penggunaan AI di pekerjaan yang sensitif, terutama terkait keamanan dan moderasi konten.
Baca juga: TikTok Luncurkan Fitur AI Baru untuk Lindungi Kreator dari Komentar Negatif
PHK Massal TikTok di Jerman: Tim Keamanan & Moderasi Diganti AI
TikTok memecat 150 karyawan tim keamanan dan keselamatan di Jerman. Selain itu, perusahaan juga berencana mengganti peran vital mereka dengan AI dan pekerja kontrak. Pemecatan ini termasuk pembubaran total tim moderasi di Berlin, yang sebelumnya menyaring konten berbahaya seperti kekerasan, pornografi, misinformasi, dan ujaran kebencian di pasar berbahasa Jerman, dengan sekitar 32 juta pengguna.
Alasan TikTok dan Tuntutan Serikat Pekerja
TikTok mengklaim PHK ini untuk merampingkan alur kerja dan meningkatkan efisiensi operasional, sambil tetap menjaga keamanan platform. Namun, serikat pekerja ver.di menolak klaim ini dan menuntut pesangon layak serta perpanjangan masa pemberitahuan PHK hingga satu tahun. TikTok dilaporkan menolak bernegosiasi, memperkeruh suasana protes.
Keandalan AI dalam Moderasi Konten Masih Diragukan
Serikat pekerja menyoroti bahwa sistem AI TikTok belum sepenuhnya dapat diandalkan. AI sering melakukan kesalahan fatal, seperti menghapus konten yang tidak seharusnya, contohnya bendera pelangi Pride, sementara gagal mendeteksi konten berbahaya. Hal ini menunjukkan moderasi konten sensitif tidak bisa sepenuhnya digantikan AI, karena konteks, budaya, dan nuansa seringkali hanya bisa dipahami manusia.
Protes dan Perlindungan Hukum di Jerman
Untuk menekan TikTok agar mau bernegosiasi, ver.di menggelar dua kali aksi mogok kerja dan satu hari penuh protes pada akhir Juli. TikTok mengirim peringatan kepada karyawan yang berunjuk rasa, namun menurut hukum Jerman, pekerja tidak wajib memberi tahu atasan saat mengikuti mogok resmi serikat pekerja.
Tren Global: PHK di Balik Adopsi AI
Kasus di Jerman bukan insiden tunggal. Tahun lalu, TikTok memecat 300 moderator di Belanda dan 500 di Malaysia, mengganti posisi mereka dengan AI. Laporan Reuters Februari 2025 menunjukkan pemotongan tim keamanan dan keselamatan di Asia, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Tren ini menegaskan bahwa AI digunakan sebagai strategi global perusahaan untuk memangkas biaya, meski risikonya masih diperdebatkan.
Baca juga: Ini 5 Fitur AI pada Tiktok Shop yang Wajib Kamu Manfaatkan!
Kesimpulan
PHK massal TikTok di Jerman menimbulkan perdebatan penting tentang batas otomatisasi pekerjaan dengan AI. Di satu sisi, perusahaan fokus efisiensi; di sisi lain, serikat pekerja menyoroti ketidakandalan AI dalam tugas yang membutuhkan penilaian manusia. Kasus ini menjadi pengingat bahwa AI belum bisa sepenuhnya menggantikan manusia dalam moderasi konten sensitif. Perlindungan data, konteks budaya, dan etika tetap membutuhkan sentuhan manusia. Perjuangan serikat pekerja melawan TikTok menjadi contoh krusial untuk menentukan masa depan pekerjaan di era AI.
Baca berita dan artikel lainnya di Google News.
(ak)
Tinggalkan Komentar