
Teknologi.id - CEO OpenAI, Sam Altman, mengeluarkan peringatan serius soal ancaman kecerdasan buatan (AI) yang bisa memicu krisis penipuan global. Dalam sebuah forum bersama Federal Reserve dan lembaga keuangan besar Amerika Serikat, Altman menyampaikan keprihatinannya soal teknologi AI yang kini bisa meniru suara manusia dengan sangat akurat.
Menurut Altman, masih banyak bank atau lembaga keuangan yang menggunakan verifikasi suara untuk otorisasi transaksi. Padahal, AI saat ini sudah cukup canggih untuk meniru suara seseorang secara presisi, sehingga sangat berpotensi digunakan untuk membobol sistem perbankan, termasuk mobile banking (mbanking).
"Hal yang membuat saya sangat khawatir adalah masih ada lembaga keuangan yang menerima rekaman suara untuk memindahkan uang. AI sudah bisa menirukan suara dengan sempurna. Ini sangat gila," ujar Altman.
Ancaman Nyata: Penipuan Kloning Suara Makin Marak
Peringatan Altman sejalan dengan laporan FBI yang mencatat lonjakan kasus penipuan berbasis AI. Modusnya beragam, salah satunya dengan meniru suara anak untuk menipu orang tua agar mentransfer uang. Bahkan baru-baru ini, suara buatan AI yang meniru Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dilaporkan digunakan untuk menghubungi sejumlah pejabat tinggi.
Altman menyebut situasi ini sangat berbahaya dan bisa berujung pada krisis penipuan berskala besar jika tidak segera diantisipasi.
Baca juga: ChatGPT Rilis Study Mode, Bantu Siswa Kerjakan Tugas Sendiri Tanpa Jawaban Instan
Solusi dari OpenAI: The Orb & Identitas Digital
Meski mengaku tidak mengembangkan teknologi peniruan suara, Altman mendukung inovasi seperti The Orb, alat verifikasi berbasis biometrik. Alat ini dirancang untuk membuktikan apakah seseorang benar-benar manusia, sebuah solusi di era digital yang makin sulit dibedakan antara nyata dan palsu.
Namun di sisi lain, ia juga menyuarakan kekhawatiran baru: manusia bisa kehilangan kendali atas sistem AI yang terlalu canggih atau bahkan menyerahkan terlalu banyak keputusan penting ke tangan teknologi.
“Saya khawatir AI superintelligence suatu hari nanti bisa lebih cerdas dari manusia. Kita belum tahu kapan itu terjadi, tapi risikonya nyata,” ujar Altman.
Masa Depan Dunia Kerja: Siap-Siap atau Santai?
Berbeda dengan CEO Anthropic dan Amazon yang khawatir AI bisa menghilangkan banyak pekerjaan, Altman justru lebih tenang. Ia menilai, belum ada yang benar-benar tahu seperti apa dampak AI ke dunia kerja karena teknologi ini masih sangat baru dan kompleks.
"Banyak prediksi terdengar cerdas, tapi kenyataannya tidak ada yang tahu pasti apa yang akan terjadi," katanya.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(dwk)
Tinggalkan Komentar