Trump Desak CEO Intel Lip-Bu Tan Mundur karena Konflik Kepentingan dengan China

Mohammad Owen . August 12, 2025

Trump minta mundur CEO Intel

Sumber: bigdatawire

Teknologi.id – Dunia teknologi Amerika Serikat kembali diguncang. Lip-Bu Tan, CEO Intel yang baru menjabat sejak Maret 2025, menghadapi tekanan besar setelah Presiden Donald Trump menyerukan agar ia segera mundur. Alasan utamanya: dugaan konflik kepentingan terkait hubungan bisnis Tan dengan sejumlah perusahaan teknologi asal China.

Baca juga: Harga iPhone Naik Gara-Gara Tarif Trump? Panic Buying Melanda Apple Store AS!

Seruan Trump di Truth Social

Kabar ini mencuat setelah Trump menulis pernyataan tegas di akun Truth Social:

“CEO Intel sangat penuh konflik kepentingan dan harus segera mengundurkan diri. Tidak ada solusi lain untuk masalah ini.”

Meskipun tanpa penjelasan rinci, pernyataan tersebut mengarah pada dugaan keterlibatan Tan dengan perusahaan-perusahaan teknologi China yang dianggap rawan bagi keamanan nasional AS.

Sebelum pernyataan Trump, Senator Tom Cotton dari Arizona juga sudah mempertanyakan kepada dewan direksi Intel, apakah rekam jejak bisnis Tan dengan China bisa menjadi masalah serius di bawah regulasi keamanan nasional.

Jejak Karier Lip-Bu Tan & Kaitan dengan China

Lip-Bu Tan adalah figur ternama di industri teknologi. Sebelum memimpin Intel, ia menjabat sebagai CEO Cadence Design Systems hingga 2021. Namun, baru-baru ini Cadence mengaku melanggar aturan ekspor AS karena menjual perangkat desain chip ke universitas di China yang terkait dengan militer.

Selain itu, Tan adalah investor aktif di sektor teknologi China. Melalui perusahaan modal ventura berbasis San Francisco dan sejumlah entitas di Hong Kong, ia tercatat telah berinvestasi di lebih dari 600 perusahaan teknologi China.

Salah satu perusahaan yang pernah didanainya adalah SMIC (Semiconductor Manufacturing International Corporation), produsen chip terbesar di China yang sering menjadi sorotan Washington terkait isu keamanan.

Investasi dan Tuduhan Keterkaitan Militer

Laporan Reuters pada April 2025 menyebut beberapa perusahaan yang didukung Tan memiliki hubungan langsung dengan sektor pertahanan China. Hal ini menambah kekhawatiran Washington, apalagi di tengah memanasnya persaingan teknologi antara AS dan China, terutama di sektor semikonduktor.

Catatan terakhir menunjukkan pada Januari 2025, Tan mendivestasikan sahamnya di Ningbo Lub All-Semi Micro Electronics Equipment Company, produsen chip yang memasok teknologi untuk pertahanan dan riset militer China.

Tanggapan Intel

Intel merilis pernyataan resmi untuk meredakan isu ini:

“Intel dan Tan memiliki integritas dalam menjalankan peran di ekosistem pertahanan AS.”

Meski demikian, pernyataan ini belum cukup untuk menghentikan sorotan publik dan tekanan politik.

Isu Politik atau Keamanan Nasional?

Kasus ini memunculkan pertanyaan: apakah seruan Trump murni soal keamanan nasional atau bagian dari strategi politik? Mengingat 2025 adalah tahun penting bagi peta politik AS, sebagian pihak menilai isu ini bisa menjadi senjata panas di tengah persaingan opini publik.

Di sisi lain, regulasi AS terhadap perusahaan teknologi yang berisiko membocorkan informasi strategis ke negara pesaing memang semakin ketat. Sektor chip dan semikonduktor kini menjadi medan utama dalam perang teknologi karena perannya yang vital bagi industri pertahanan, AI, dan teknologi masa depan.

Masa Depan Intel di Tengah Badai

Jika tekanan politik meningkat, Tan mungkin harus mundur, meski baru beberapa bulan memimpin. Intel sendiri sedang menghadapi tantangan besar, mulai dari persaingan ketat dengan TSMC dan Samsung, hingga rencana PHK besar-besaran dan pembatalan proyek pabrik baru.

Kehilangan CEO di tengah krisis jelas bukan kabar baik bagi Intel. Namun, mempertahankan Tan juga bisa menjadi risiko reputasi dan politik yang mahal.

Baca juga: Harga iPhone di Indonesia Tak Turun Meski Tarif Impor AS 0%, Ini Alasannya!

Gejolak Teknologi & Politik yang Tak Pernah Reda

Kasus Lip-Bu Tan membuktikan bahwa industri teknologi global tak pernah lepas dari pengaruh politik. Dalam perang chip AS-China yang memanas, hubungan bisnis sekecil apa pun bisa menjadi isu besar.

Bagi Intel, keputusan dalam waktu dekat akan menentukan arah masa depan perusahaan: tetap fokus pada inovasi, atau terseret dalam pusaran konflik geopolitik yang berisiko mengguncang fondasi bisnis mereka.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(mo)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar