Sumber: Al Jazeera
Teknologi.id - Drama panas antara Elon Musk dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump tampaknya mulai menemukan titik reda. Setelah sempat saling lempar pernyataan dan sindiran tajam di media sosial, Musk kini mengambil langkah mengejutkan: menghapus sejumlah unggahan kontroversial di platform X (dulu Twitter), sekaligus menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Dalam keterangannya, Musk mengaku menyesal atas beberapa unggahan yang ia buat seputar perseteruannya dengan Trump.
Baca juga: X Tiba-tiba Down! Elon Musk Sebut Ada Serangan Siber Besar-besaran dari Ukraina
“Saya menyesali beberapa unggahan saya tentang Presiden @realDonaldTrump minggu lalu. Itu keterlaluan,” tulis Musk dalam akun X miliknya. Unggahan itu langsung memicu berbagai reaksi dari publik, terutama mengingat seberapa keras serangan yang sebelumnya ia lontarkan terhadap sang presiden.
I regret some of my posts about President @realDonaldTrump last week. They went too far.
Awal Mula Konflik: RUU ‘One Big Beautiful Bill’
Konflik ini bermula dari perbedaan pendapat soal Rancangan Undang-Undang ‘One Big Beautiful Bill Act’, yaitu sebuah kebijakan fiskal yang digagas oleh pemerintahan Trump. Sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), Musk menilai RUU tersebut bertentangan dengan misi DOGE yang berfokus pada pemangkasan anggaran negara.
Musk mengklaim bahwa kebijakan itu justru akan memperparah defisit anggaran dan memberatkan keuangan negara. Ia melontarkan kritik tajam melalui media sosial, menyebut bahwa RUU itu akan “secara substansial meningkatkan beban fiskal,” dan menyebut pemerintah saat ini tak lagi konsisten dengan prinsip efisiensi.
Namun Trump tidak tinggal diam. Ia menuduh Musk menolak RUU tersebut karena hilangnya sejumlah insentif yang berkaitan dengan kendaraan listrik, industri yang menjadi salah satu pilar bisnis Musk melalui Tesla.
Tuduhan Sensasional hingga Ancaman Balasan
Ketegangan semakin memburuk ketika Musk menuding bahwa Trump ada dalam berkas terkait mendiang pelaku kejahatan seksual Jeffrey Epstein. Tuduhan itu menuai kontroversi besar, meski Gedung Putih langsung membantahnya dan menyebut klaim Musk sebagai “tidak berdasar dan sangat tidak bertanggung jawab.”
Tak berhenti di situ, Musk juga sempat merespons “ya” pada sebuah unggahan yang menyarankan agar Trump dimakzulkan dan digantikan oleh Wakil Presiden JD Vance. Aksi itu memperkeruh suasana dan menciptakan kesan bahwa perseteruan ini telah berubah dari perbedaan kebijakan menjadi konflik pribadi.
Sebagai balasan, Trump sempat melontarkan ancaman akan mencabut berbagai kontrak dan subsidi pemerintah yang mengalir ke perusahaan-perusahaan milik Musk, termasuk SpaceX dan Tesla. Ini tentu menjadi perhatian besar, mengingat peran vital perusahaan-perusahaan itu dalam teknologi dan infrastruktur Amerika, termasuk pengembangan internet satelit Starlink.
Perubahan Sikap: Dari Permusuhan ke Damai Sementara?
Dalam perkembangan terbaru, tampaknya kedua belah pihak mulai melunak. Elon Musk menghapus sejumlah unggahan kontroversialnya dan menyampaikan pernyataan maaf secara terbuka, sementara Trump juga menunjukkan sinyal damai dengan menyatakan bahwa teknologi Starlink dari SpaceX tetap akan dipertahankan di Gedung Putih.
Pernyataan Trump yang dikutip dari CNBC ini menandai titik balik dari perseteruan dua tokoh kuat tersebut. Starlink yang menjadi andalan komunikasi di daerah terpencil dan zona konflik dinilai terlalu penting untuk disingkirkan hanya karena perbedaan pribadi dengan Musk.
Politik dan Bisnis: Dua Dunia yang Saling Terkait
Perselisihan antara Elon Musk dan Donald Trump ini membuka jendela besar ke dinamika hubungan antara sektor bisnis dan pemerintahan. Elon Musk bukan hanya seorang pebisnis, tapi juga tokoh teknologi yang punya pengaruh luar biasa terhadap kebijakan publik. Ketika dua tokoh seperti Musk dan Trump berselisih, dampaknya tidak hanya terasa di media sosial, tapi juga bisa berdampak langsung pada kebijakan negara dan keberlanjutan bisnis.
Menariknya, konflik ini juga memperlihatkan betapa kuatnya peran media sosial dalam membentuk narasi politik dan publik. Platform X dan Truth Social yang masing-masing dimiliki oleh Musk dan Trump menjadi arena duel terbuka, memperlihatkan bagaimana kekuatan digital dapat digunakan untuk saling menekan maupun membentuk opini.
Baca juga: Elon Musk Dihantam Krisis Besar, Tesla dan Starlink Hadapi Ancaman Boikot
Dari perseteruan yang nyaris tak terkendali hingga akhirnya mereda, publik bisa belajar bahwa bahkan tokoh sekaliber Elon Musk pun bisa mengakui kesalahan dan menarik kembali pernyataannya. Ini menjadi contoh bahwa di tengah panasnya perdebatan politik dan kepentingan bisnis, kesadaran akan tanggung jawab sosial dan reputasi tetap menjadi hal yang penting.
Saat ini, Musk kembali fokus pada bisnisnya di Tesla dan SpaceX, sementara Trump bersiap menyambut pemilu berikutnya. Apakah damai ini akan berlangsung lama? Ataukah ini hanya jeda sebelum babak baru perseteruan dimulai? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(mo)
Tinggalkan Komentar