
Teknologi.id – Di tengah dominasi smartphone modern berlayar sentuh dan fitur serba canggih, tren mengejutkan justru mencuat dari kalangan muda: ponsel lawas BlackBerry kembali diburu oleh Generasi Z. Fenomena ini bukan hanya sekadar nostalgia, tapi menjadi simbol perlawanan terhadap kecanduan layar dan gaya hidup digital yang makin intens.
Semua berawal dari TikTok, tempat Gen Z ramai memamerkan ponsel BlackBerry milik orang tua mereka yang dihias ulang. Suara khas tombol QWERTY bahkan digunakan sebagai efek ASMR, memicu ribuan video dengan tagar #blackberry yang telah digunakan ratusan ribu kali. Tak hanya itu, gerakan ini juga melahirkan petisi online yang menyerukan agar BlackBerry "dihidupkan" kembali.
Baca juga: BlackBerry Kembali, Bawakan Nostalgia Keyboard Fisik di Era Layar Sentuh
Dari Media Sosial ke Petisi Online: Gerakan "Bring Back BlackBerry"
Tren ini mencapai puncaknya ketika Kevin Michaluk, pendiri media BlackBerry ternama, membuat petisi di situs bringbackblackberry.com. Dalam laman CrackBerry, Kevin menjelaskan bahwa tren ini bukan karena BlackBerry merilis ponsel baru, melainkan karena Gen Z—ya, generasi TikTok—menilai ponsel BlackBerry kini kembali keren.
Mengapa Gen Z Kembali Tertarik? Ini Alasannya:
1. Lelah dengan Kecanduan Layar
Banyak Gen Z merasa jenuh dengan smartphone modern yang terlalu adiktif. BlackBerry dipilih karena tidak dirancang untuk scrolling tanpa henti, melainkan fokus pada komunikasi yang esensial. Sebuah bentuk "detoks digital" yang kini jadi tren.
2. Tombol Fisik dan Harga Terjangkau
Tombol QWERTY fisik jadi nilai jual utama. Dibanding iPhone terbaru yang harganya bisa belasan juta rupiah, BlackBerry bekas bisa didapatkan dengan harga ratusan ribu saja di platform seperti Facebook Marketplace, eBay, hingga Back Market.
3. Gaya Hidup Lebih Seimbang
Tren ini juga sejalan dengan gerakan "anti-smartphone" di mana Gen Z ingin kembali merasakan hidup offline. Mereka menyadari pentingnya quality time bersama keluarga dan teman tanpa terganggu notifikasi.
Sebuah studi dari Pew Research Center (2024) mencatat, hampir separuh remaja saat ini online hampir sepanjang hari. Beberapa bahkan mengalami "phantom vibration syndrome", yaitu perasaan mendapat notifikasi padahal tidak ada—tanda kecanduan serius.
Tantangan Menggunakan BlackBerry di Era Modern
Meski penuh nostalgia, BlackBerry memiliki kekurangan besar. Dukungan terhadap sistem operasi BlackBerry resmi dihentikan per 4 Januari 2022. Layanan seperti BBM dan App World tidak lagi bisa digunakan, dan kompatibilitas dengan aplikasi modern sangat terbatas.
Selain itu, BlackBerry gagal bersaing dengan iPhone dan Android yang lebih cepat beradaptasi terhadap perubahan pasar, membuatnya tergeser dari peta smartphone global.
Baca juga: BlackBerry Bangkit Lagi! Zinwa Q25 Siap Rebut Hati Gen Z
Kesimpulan: Simbol Perlawanan Digital
Comeback-nya BlackBerry bukan hanya soal gaya retro atau nostalgia, melainkan simbol perlawanan Gen Z terhadap dunia digital yang terlalu sibuk dan bising. Di tengah kebisingan notifikasi, layar besar, dan aplikasi yang adiktif, ponsel lawas ini hadir sebagai solusi untuk hidup lebih sadar dan seimbang.
Meskipun tidak ideal secara teknis, fenomena ini mencerminkan pergeseran budaya: kesederhanaan dan koneksi autentik kini jauh lebih bernilai dibanding spesifikasi tinggi atau kamera megapiksel besar.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(ak)
Tinggalkan Komentar