ChatGPT Kalah Catur dari Mesin Atari 2600

Farrah Nur Fadhilah . June 16, 2025

chatgpt atari 2600
Foto: Gadget Review

Teknologi.Id - Di tengah perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan, sebuah kejadian mengejutkan datang dari dunia catur digital. ChatGPT, chatbot berbasis AI canggih buatan OpenAI, dikalahkan oleh mesin catur dari tahun 1979, yakni game Video Chess di konsol Atari 2600.

Kejadian ini terjadi dalam eksperimen yang dilakukan oleh seorang insinyur perangkat lunak bernama Robert Caruso. Ia menguji kemampuan ChatGPT dalam bermain catur melawan Video Chess — game yang berjalan di atas perangkat 8-bit kuno. Hasilnya? AI modern justru gagal total menghadapi teknologi lawas.

Bermain Catur: ChatGPT vs Atari 2600

Caruso mengatur eksperimen ini melalui emulator Atari bernama Stella. Ia ingin melihat bagaimana model bahasa besar seperti ChatGPT menangani permainan klasik berbasis logika sederhana. Namun sejak awal permainan, ChatGPT menunjukkan performa yang buruk:

  • Salah mengenali bidak — menyebut benteng sebagai gajah.

  • Bingung dengan posisi pion.

  • Keliru membaca papan dan membuat langkah blunder berulang kali.

  • Bahkan menyalahkan tampilan visual Atari sebagai penyebab kekeliruannya.

Bahkan setelah papan permainan dialihkan ke notasi catur standar, performa AI ini tetap tidak membaik. Selama lebih dari satu jam, ChatGPT terus membuat kesalahan mendasar yang memalukan.

Baca Juga : ChatGPT Punya Fitur Baru: Bisa Tebak Lokasi Foto yang Diunggah Pengguna

Mengapa AI Canggih Bisa Kalah?

Kekalahan ChatGPT dari Atari 2600 sebenarnya bisa dijelaskan dari sisi teknis. ChatGPT bukan engine catur khusus seperti Stockfish atau AlphaZero. Ia adalah model bahasa generatif yang didesain untuk memprediksi kata dalam konteks bahasa alami — bukan memproses visual piksel atau strategi taktis catur.

Sementara itu, Video Chess Atari mungkin primitif, tapi ia didesain secara khusus untuk satu tujuan, yaitu bermain catur. Dengan logika brute-force yang hanya membaca satu hingga dua langkah ke depan, game ini tetap dapat mengevaluasi posisi papan secara efisien.

“AI modern ini seperti jenius serba bisa tapi bingung saat diminta menghitung pecahan sederhana,” sindir Caruso dalam unggahannya.

AI Tak Memahami, Hanya Menebak

Salah satu pelajaran penting dari kekalahan ini adalah menyadari bahwa ChatGPT tidak benar-benar “mengerti” permainan. Ia hanya menghasilkan teks berdasarkan pola dari data yang dipelajarinya. Tidak ada pemahaman visual, logika spasial, atau strategi.

Dalam konteks permainan seperti catur, terutama dengan tampilan jadul, ChatGPT tidak bisa membuat representasi mental dari papan atau posisi bidak. Ia tidak melihat papan seperti manusia atau engine catur tradisional. Inilah sebabnya ia bisa salah mengidentifikasi pion, salah langkah, dan tetap percaya diri meskipun jelas-jelas kalah.

Kekalahan ChatGPT dari Atari 2600 menunjukkan bahwa AI membutuhkan konteks untuk bisa berfungsi maksimal. Model seperti ChatGPT sangat efektif ketika dipakai untuk:

  • Menulis konten

  • Menjawab pertanyaan berbasis teks

  • Meringkas informasi

Namun untuk tugas seperti bermain catur dengan interface visual klasik, kemampuan ini menjadi sangat terbatas.

OpenAI sendiri tidak mengklaim ChatGPT sebagai engine permainan, dan eksperimen ini lebih bersifat hiburan dan observasi, bukan pengujian performa formal.

Atari 2600: Teknologi Lawas yang Konsisten

Atari 2600 dirilis pada tahun 1977 dengan spesifikasi yang sangat terbatas jika dibandingkan dengan perangkat modern:

  • CPU: 1.19 MHz

  • RAM: 128 byte

  • Game: 8-bit Video Chess (dirilis 1979)

Namun, keterbatasan ini justru membuat algoritmanya efisien. Game dirancang untuk memproses satu fungsi spesifik: membaca papan dan merespon gerakan lawan. Tidak ada kecerdasan buatan tingkat lanjut, tidak ada machine learning — hanya logika murni dan evaluasi langkah sederhana.

Dan ternyata, kesederhanaan itu cukup untuk mengalahkan AI modern.

Reaksi Komunitas Teknologi

Eksperimen ini menjadi viral di berbagai platform, seperti LinkedIn, Reddit, dan X (Twitter). Banyak yang tertawa, tak percaya, bahkan menyebut ini sebagai bentuk "tamparan nostalgia" terhadap perkembangan AI saat ini.

Namun banyak pula yang melihatnya sebagai refleksi serius, AI bukan berarti lebih unggul dalam semua aspek. Bahkan mesin dengan kekuatan pemrosesan ratusan ribu kali lipat lebih lemah seperti Atari 2600 bisa unggul jika dirancang dengan fokus yang jelas.

Baca Juga : Ucapan 'Tolong' dan 'Terima Kasih' ke ChatGPT Rugikan OpenAI Ratusan Miliar

Pelajaran Penting dari Eksperimen AI Ini

Beberapa poin penting yang bisa kita ambil dari kejadian ini:

1. AI bukan segalanya — Kecanggihan teknologi tetap memiliki batas.

2. Spesialisasi lebih baik dari generalisasi — Sistem sederhana yang fokus pada satu fungsi bisa lebih efektif daripada AI serba bisa.

3. Konteks adalah kunci — AI perlu ditempatkan dalam lingkungan yang sesuai untuk menunjukkan performa terbaik.

4. Tidak semua kekalahan adalah kegagalan — ChatGPT gagal di catur lawas, tapi tetap unggul dalam memahami dan menghasilkan bahasa.

Eksperimen ChatGPT kalah catur dari Atari 2600 adalah cerita yang lucu sekaligus menyentuh realitas penting. AI modern memang canggih, tapi tidak selalu lebih baik dari sistem lama. Dalam beberapa konteks, seperti permainan taktis klasik, justru mesin sederhana dengan tujuan yang jelas bisa tampil lebih efektif.

Kemenangan Atari ini bukan sekadar nostalgia, tapi juga pengingat bahwa dalam dunia teknologi, "lebih baru" tidak selalu berarti lebih baik.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(fnf)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar