Sumber: delhibreakings
Teknologi.id- Kecelakaan tragis kembali mengguncang dunia penerbangan. Sebuah pesawat Boeing 787 Dreamliner milik maskapai Air India jatuh hanya beberapa saat setelah lepas landas dari Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel, Ahmedabad, India. Insiden ini merenggut lebih dari 240 nyawa, termasuk 24 korban di darat.
Baca juga: iPhone Penumpang Hilang di Pesawat Garuda Terlacak, Berkat Fitur Find My Apple
Pesawat nahas tersebut dipiloti oleh Kapten Sumeet Sabharwal bersama kopilot Clive Kundar, yang sempat melakukan panggilan darurat ke menara kontrol sebelum pesawat kehilangan daya angkat dan jatuh menabrak sebuah gedung medis. Hanya satu orang penumpang yang selamat dari kecelakaan mengerikan itu.
“Mayday… Tidak Ada Daya Dorong”
Menurut laporan dari Reuters, pesawat Boeing 787 Dreamliner lepas landas dari Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel pada pukul 13.39 waktu setempat. Langit cerah, cuaca stabil—semua tampak berjalan normal. Namun, hanya dalam kurang dari satu menit setelah roda pesawat meninggalkan landasan, suasana di menara kontrol mendadak berubah.
Sebuah panggilan darurat terdengar jelas melalui radio. Dengan suara yang terdengar tegang namun tetap profesional, Kapten Sumeet Sabharwal menyampaikan pesan terakhirnya kepada petugas ATC:
“Mayday… tidak ada daya dorong, kehilangan tenaga, tidak dapat mengangkat.”
Itu adalah komunikasi terakhir dari kokpit. Setelah itu, sunyi. Tidak ada balasan. Tidak ada permintaan lebih lanjut. Hening yang mengerikan menyelimuti menara ATC—hanya suara instrumen yang terus berdetak, menandakan sinyal pesawat perlahan menghilang dari radar.
Beberapa detik kemudian, sinyal pesawat benar-benar lenyap. Menara kontrol mulai menyadari sesuatu yang sangat buruk sedang terjadi. Pihak bandara segera mengirimkan peringatan darurat dan memerintahkan tim penyelamat untuk siaga.
Tak lama berselang, alarm di kota Ahmedabad pun meraung. Pesawat jatuh secara vertikal dan menghantam sebuah gedung medis di lingkungan padat penduduk. Dentuman keras mengguncang kawasan itu, disusul api besar dan kepulan asap hitam yang membumbung tinggi ke langit.
Saksi mata melaporkan melihat bagian belakang pesawat terbakar bahkan sebelum pesawat kehilangan kendali. Beberapa warga sempat merekam detik-detik sebelum kecelakaan, memperlihatkan bagaimana pesawat meluncur tajam ke bawah tanpa suara mesin—sebuah gambaran menegangkan dari pesawat yang tak lagi bertenaga.
Api segera melalap bangunan dan puing-puing pesawat yang berserakan. Tim penyelamat yang tiba di lokasi dihadapkan pada kobaran api dan puing logam yang masih panas. Harapan untuk menemukan korban selamat hampir sirna, hingga kemudian muncul kabar mengejutkan: satu orang penumpang berhasil selamat.
Kronologi ini menjadi salah satu momen paling tragis dalam sejarah penerbangan India modern. Panggilan mayday Kapten Sabharwal kini menjadi simbol dari usaha terakhir seorang pilot untuk menyelamatkan semua jiwa di dalam pesawat—sebuah teriakan peringatan yang sayangnya tak sempat mendapat respons lebih lanjut sebelum segalanya terlambat
Satu-Satunya Korban Selamat
Di antara puing-puing dan kobaran api, hanya satu orang yang berhasil selamat dari tragedi ini: Vishwashkumar Ramesh, warga Inggris berusia 38 tahun asal Leicester.
Dalam wawancaranya dengan Hindustan Times, Ramesh mengungkapkan bagaimana dia membuka matanya di tengah kehancuran total.
“Ketika saya bangun, ada mayat-mayat di sekeliling saya. Saya takut. Saya berdiri dan berlari. Ada serpihan pesawat di mana-mana. Seseorang memegang saya dan memasukkan saya ke ambulans,” kisahnya penuh emosi.
Ramesh mengalami cedera pada dada, mata, dan kakinya, namun kondisinya saat ini dilaporkan stabil. Keberuntungannya membuatnya dijuluki "miracle survivor" oleh media lokal.
Sosok Pilot yang Pendiam dan Berdedikasi
Kapten Sumeet Sabharwal dikenal sebagai sosok pendiam dan berdedikasi tinggi oleh rekan-rekannya. Dengan lebih dari 8.200 jam terbang selama 22 tahun kariernya, ia dianggap sebagai pilot senior yang disiplin dan sangat kompeten.
“Ia selalu menundukkan kepala dan melakukan pekerjaannya dengan tenang,” kata salah satu tetangganya kepada Indian Express.
Sabharwal tinggal hanya beberapa bulan lagi dari masa pensiunnya. Ia dikabarkan ingin menghabiskan masa tua dengan merawat ayahnya yang sudah berusia 90 tahun. Kehidupan profesionalnya yang panjang dan bebas insiden menjadi pengingat tragis akan ketidakpastian dalam dunia penerbangan.
Kopilot Clive Kundar, Sosok Muda Penuh Potensi
Kopilot dalam penerbangan naas ini adalah Clive Kundar, yang memiliki pengalaman lebih dari 1.100 jam terbang. Kundar disebut masih muda dan penuh semangat, dan bahkan memiliki hubungan keluarga dengan aktor Bollywood terkenal, Vikrant Massey.
Dalam sebuah unggahan di media sosial, Vikrant menyatakan dukanya atas tragedi tersebut dan menyebut Kundar sebagai "putra paman saya". Kedekatan ini membawa duka yang lebih dalam di mata publik, terutama bagi mereka yang mengikuti karier sang aktor.
Spekulasi Penyebab: Mesin Gagal?
Hingga saat ini, penyebab pasti jatuhnya pesawat masih dalam penyelidikan. Namun, panggilan darurat Kapten Sabharwal yang menyebut "tidak ada daya dorong" mengindikasikan kemungkinan kerusakan mesin atau gagal daya pada saat kritis setelah take-off.
Beberapa saksi mata mengaku melihat benda seperti "asap hitam" dan percikan api dari bagian belakang pesawat beberapa saat sebelum jatuh, yang memicu spekulasi adanya ledakan mesin atau kebakaran internal.
Baca juga: 117 Drone Ukraina Hancurkan Pesawat Tempur Rusia dalam Operasi Jaring Laba-laba
Kecelakaan ini menambah daftar panjang tragedi penerbangan dunia dan menyisakan duka mendalam, terutama karena menimpa dua sosok pilot yang dikenal berpengalaman dan berdedikasi. Panggilan terakhir Kapten Sabharwal menjadi simbol heroisme sekaligus pengingat akan betapa cepatnya situasi bisa berubah di udara.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(mo)
Tinggalkan Komentar