Meta Bentuk Tim AI "Superintelligence", Siap Kembangkan AI Setara Manusia?

Mohammad Owen . June 12, 2025

Meta superintelligence AI

Sumber: Digital Business

Teknologi.id - Persaingan teknologi kecerdasan buatan (AI) kembali memanas, dan kali ini, Meta—induk perusahaan dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp—tidak mau ketinggalan. CEO Meta, Mark Zuckerberg, dilaporkan tengah membentuk tim khusus dengan misi ambisius: menciptakan Artificial General Intelligence (AGI) atau kecerdasan buatan umum yang dapat menyaingi, bahkan mungkin melebihi kemampuan manusia.

Baca juga: Inilah Teknologi Pengganti Smartphone Versi Mark Zuckerberg dan Elon Musk


Langkah ini bukan sekadar rumor. Menurut laporan eksklusif dari Bloomberg dan New York Times, tim bernama "superintelligence" ini sudah aktif dibentuk dan berisi sekitar 50 ahli AI pilihan dari berbagai bidang. Tim tersebut langsung berada di bawah kendali Zuckerberg, yang kali ini turun tangan secara langsung karena merasa kecewa dengan lambatnya perkembangan model bahasa besar (LLM) Meta, terutama versi terbaru mereka, Llama 4.

AGI: Ambisi Teknologi yang Jadi Keniscayaan?


Artificial General Intelligence bukan sembarang AI. Tidak seperti narrow AI atau kecerdasan buatan yang hanya menguasai satu bidang (misalnya rekomendasi konten di Instagram), AGI diharapkan mampu meniru nalar dan pengambilan keputusan manusia secara umum. Dengan kata lain, AGI punya potensi menjadi asisten pintar yang bisa berdiskusi, menganalisis, dan memahami dunia layaknya manusia.


Zuckerberg dan Meta tidak ingin tertinggal dari nama-nama besar seperti OpenAI, Google DeepMind, atau Microsoft. Langkah ini dilihat sebagai bagian dari upaya Meta untuk masuk kembali ke arena AI dengan strategi yang lebih agresif. Bahkan, kantor pusat Meta di Menlo Park pun dikabarkan telah dirombak sebagian agar tim superintelligence bisa bekerja lebih dekat dengan ruangan kerja Zuckerberg sendiri.


Yang menarik, Zuckerberg disebut telah mengundang para ilmuwan dan ahli AI ke kediamannya di Lake Tahoe dan Palo Alto. Hal ini menunjukkan bahwa proyek ini tidak sekadar eksperimen teknologi, melainkan misi pribadi bagi sang pendiri Meta. Ia tampaknya ingin membangun sinergi langsung dan memperkuat komitmen secara personal dalam memimpin pengembangan AGI.


Tim ini juga tidak bekerja sendirian. Meta menggandeng Alexandr Wang, CEO dari Scale AI, startup yang dikenal sebagai penyedia data dan pelabelan untuk pelatihan model AI. Tak tanggung-tanggung, Meta dikabarkan siap menyuntikkan investasi besar ke Scale AI sebagai bagian dari penguatan infrastruktur proyek superintelligence ini.

Investasi Fantastis: Rp 1.050 Triliun Demi AI


Seberapa serius Meta dengan proyek ini? Jawabannya: sangat serius. Pada awal 2025, Meta mengumumkan alokasi anggaran hingga 65 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.050 triliun) untuk mendukung infrastruktur kecerdasan buatan. Dana ini mencakup pembelian chip AI canggih, server, pusat data, hingga pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak internal.


Zuckerberg menekankan bahwa 2025 adalah tahun yang krusial bagi Meta dalam perjalanannya di bidang AI. Ia bahkan menyebut bahwa AI akan menjadi pilar utama inovasi produk Meta di masa mendatang. Ini mencakup platform sosial mereka, seperti Facebook dan Instagram, hingga perangkat wearable seperti Ray-Ban Smart Glasses, yang kini sudah dilengkapi asisten AI bawaan.


Meski Meta sudah mengintegrasikan fitur AI ke berbagai platformnya, kenyataannya perusahaan ini masih tertinggal dari OpenAI dengan ChatGPT, atau Google DeepMind yang punya teknologi seperti Gemini dan AlphaFold. Keputusan Zuckerberg untuk membentuk tim "superintelligence" ini bisa dipahami sebagai upaya untuk mengejar ketertinggalan dan mungkin menciptakan lonjakan besar di dunia AGI.


Sumber internal Bloomberg menyebut bahwa proyek ini juga merupakan bagian dari evaluasi menyeluruh terhadap performa tim AI Meta sebelumnya, yang dinilai lambat dalam meluncurkan pembaruan teknologi LLM. Dengan kontrol penuh dari pimpinan tertinggi perusahaan, proyek ini diharapkan akan berjalan lebih cepat dan fokus.

Baca juga: Mark Zuckerberg Prediksi Smartphone Akan Tergantikan dengan Benda Ini


Meski ambisi Meta mengesankan, perjalanan menuju Artificial General Intelligence bukanlah hal yang mudah. Banyak ahli meyakini bahwa butuh waktu bertahun-tahun bahkan puluhan tahun untuk mewujudkan AGI yang stabil, etis, dan aman digunakan secara luas. Apalagi, isu regulasi dan etika akan menjadi penghalang yang tidak kalah penting.


Namun, keberanian Meta untuk secara terbuka mengejar AGI, dengan dana besar dan tim elit, menunjukkan bahwa era persaingan AI belum usai. Justru, pertarungan baru menuju AI yang “setara manusia” baru saja dimulai.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(mo)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar