Foto: La Republica
Teknologi.id – Nama Bill Gates selama puluhan tahun identik dengan daftar orang terkaya di dunia. Namun kini, pendiri Microsoft itu sudah tidak lagi berada di posisi 10 besar orang terkaya. Meski begitu, pengaruhnya di dunia teknologi tetap tak tergoyahkan. Bahkan, langkah terbarunya mencuri perhatian dunia: Bill Gates kini bekerja di startup fesyen berbasis AI milik anaknya.
Startup tersebut bernama Phia, didirikan oleh putrinya, Phoebe Gates, bersama rekannya di Stanford, Sophia Kianni. Yang mengejutkan, Gates tak sekadar memberi dukungan moral—ia turun langsung di lini layanan pelanggan!
Baca juga: Jadi Sejarah Baru, Bill Gates Tersingkir dari 10 Besar Orang Terkaya di Dunia
Dari Microsoft ke Startup AI Fesyen
Lewat akun LinkedIn, Gates menulis santai:
“Saya kembali memasuki dunia startup... Ketika putri Anda bertanya apakah Anda bersedia bekerja shift di layanan pelanggan di startup-nya, satu-satunya jawaban yang tepat adalah ya.”
Ungkapan itu langsung viral. Sosok yang dulu memimpin perusahaan teknologi raksasa kini rela duduk di balik meja customer service demi membantu bisnis anaknya.
Phia sendiri adalah platform AI yang membandingkan harga barang fesyen baru dan bekas dari lebih dari 40.000 situs web. Visi utamanya adalah membantu pengguna berbelanja secara lebih cerdas, hemat, dan berkelanjutan.
Mengapa Gates Turun ke Layanan Pelanggan?
Keputusan Gates bukan sekadar bentuk dukungan keluarga. Ia menegaskan bahwa terjun langsung ke layanan pelanggan adalah cara terbaik untuk memahami produk dari sudut pandang pengguna.
“Cara terbaik untuk memahami cara kerja sesuatu atau di mana letak kekurangannya adalah dengan langsung menemui orang-orang yang menggunakannya,” jelasnya.
Langkah ini sejalan dengan pendekatan yang pernah diambil tokoh besar lain, seperti CEO Uber, Dara Khosrowshahi, yang sempat mengantar penumpang sendiri untuk memahami keluhan pengemudi.
Bukan Investor, Tapi Mentor Strategis
Meski aktif membantu operasional Phia, Gates mengaku tidak berinvestasi secara langsung di startup tersebut. Dalam sebuah podcast, ia menyebutkan bahwa jika berinvestasi, ia bisa terlalu terlibat dan malah menghambat kemandirian tim.
Sebagai gantinya, Gates memberi dukungan dalam hal rekrutmen, pengembangan produk, dan strategi bisnis—dengan tetap membiarkan pendanaan ditangani pihak luar.
Perubahan Fokus Bill Gates
Sejak mundur dari Microsoft, Gates memang lebih aktif di bidang filantropi lewat Bill & Melinda Gates Foundation. Namun, keterlibatannya di Phia menunjukkan bahwa gairahnya terhadap inovasi teknologi tidak pernah padam.
Jika dulu ia membangun sistem operasi global, kini Gates memilih mendukung startup kecil yang menyentuh aspek AI, fesyen, dan keberlanjutan—tiga tren masa depan yang potensial.
Fenomena Bos Teknologi “Turun Gunung”
Langkah Gates mengikuti jejak para pemimpin teknologi yang juga memilih “turun gunung”:
-
Elon Musk menguji autopilot Tesla secara langsung
-
Jeff Bezos ikut mengemas dan mengirim pesanan di awal Amazon
-
Mark Zuckerberg mencoba fitur Meta sebelum rilis ke publik
Mereka menunjukkan bahwa pemahaman mendalam tentang pengalaman pengguna adalah kunci sukses inovasi.
Tiga Pesan Penting dari Keterlibatan Gates di Phia
-
Pendekatan hands-on mendorong inovasi
Terlibat langsung dengan pengguna membuka wawasan baru untuk perbaikan layanan. -
AI dan keberlanjutan adalah masa depan
Startup yang menggabungkan dua elemen ini memiliki potensi besar dalam menarik pasar dan investor. -
Koneksi dan pengalaman tetap sangat berharga
Meski tak memberi dana, wawasan dan jejaring Gates memberi nilai strategis besar.
Baca juga: Bill Gates Menutup Kariernya dengan Menyumbangkan Hampir Seluruh Hartanya
Bill Gates Tak Lagi di 10 Besar, Tapi Tetap Berpengaruh
Meski kini tidak masuk daftar 10 orang terkaya di dunia, Bill Gates tetap menunjukkan bahwa pengaruh dan kontribusi seseorang tak hanya soal kekayaan. Ia membuktikan bahwa nilai terbesar adalah pada pengalaman, dedikasi, dan semangat belajar yang tak pernah padam.
Dari membangun Microsoft hingga membantu Phia, Gates konsisten menempatkan inovasi dan dampak sosial sebagai prioritas utama. Kehadirannya di startup putrinya bukan sekadar kisah keluarga, tapi pesan kuat bagi dunia startup dan generasi penerus.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(fnf)
Tinggalkan Komentar