Waspada! Obrolan ChatGPT Ternyata Bisa Muncul di Google, Begini Penjelasannya

Sarah Shabrina . August 04, 2025

Teknologi.id - Kabar bahwa adanya obrolan ChatGPT yang bocor ke Google menjadi pembicaraan hangat saat ini. Pasalnya, diantara banyak jenis chatbot AI, ChatGPT menjadi yang paling banyak digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari. Menurut data, ada sekitar 180,5 juta pengguna aktif setiap bulannya.

Jika melihat beberapa tahun belakang,  Artificial Intelligence atau AI sudah menjadi bagian penting bagi kehidupan digital modern saat ini. Berbagai negara berlomba-lomba untuk mengembangkan dan meningkatkan kecanggihan dari AI melalui beberapa produk. Baik itu produk rumahan maupun produk digital lainnya.

Adanya AI, dapat dimanfaatkan untuk berbagai bidang, seperti bidang pendidikan sebagai asisten belajar virtual, hingga merambah ke bidang medis kesehatan. Sehingga dapat dikatakan bahwa manusia saat ini sudah sangat bergantung pada AI.  

Diantara AI yang paling populer adalah AI jenis chatbot. Sudah banyak chatbot yang bermunculan seperti OpenAI, ChatGPT, Deepseek, Kimi K2, Perplexity.ai, dan Gemini AI. Memiliki daya tarik tersendiri, banyak orang khususnya para gen Z yang menggunakan AI ini untuk membantu mempermudah pekerjaan hingga menjadikan AI sebagai tempat curhat.

Namun, satu pertanyaan penting yang harus diperhatikan bagi pengguna AI. Apakah chatGPT aman di gunakan sebagai tempat curhat dan menyimpan informasi pribadi.

Bagaimana Obrolan ChatGPT bisa Muncul di Google?

Berita tentang obrolan chatGPT yang bocor ke Google pertama kali dilaporkan oleh Fast Company dalam artikelnya pada Rabu (30/7). Fast Company menyebutkan bahwa sudah banyak kasus mengenai bocornya obrolan dari ChatGPT ke Google. Bahkan obrolan tersebut tidak hanya bocor di Google saja tapi juga di Bing dan DuckDUckGO.

Bocornya obrolan ini disebabkan oleh “ketidak sengajaan” dari pengguna ketika menekan sebuah tombol. Salah satu penyebabnya yaitu fitur “Make this chat discoverable”. Fitur ini sebenarnya adalah eksperimen jangka pendek yang bertujuan agar pengguna bisa menemukan jenis percakapan yang bermanfaat dan membagikan percakapan ChatCPT ke orang lain.

Fitur “make this chat discoverable” bukanlah fitur langsung aktif ketika pengguna menggunakan AI, melainkan fitur tersebut baru aktif jika pengguna menekan tombol “share” di ChatGPT dan mencentang kotak pesetujuan yang berisi peringatan bahwa chat tersebut akan bisa ditemukan di mesin pencari.

Meskipun sudah ada pengamanan pada “kotak persetujuan”, yang menjadi masalah hingga banyak obrolan yang bocor adalah tulisan peringatan tersebut sangatlah kecil. Sehingga mudah terlewat dan pengguna tidak sadar bahwa sudah menyetujui akses publik.

Setelah terjadinya beberapa kebocoran data. Akhirnya fitur make this chat discoverable dihapus. Karena dianggap terlalu beresiko. Informasi mengenai penghapusan fitur di umumkan oleh Dane Stuckey-Chief Information Security Open AI pada postingan media sosialnya di X (Twitter)

Baca Juga: Zuckerberg: Kacamata AI Akan Gantikan Smartphone, Siapkah Kamu?

Himbauan Langsung dari CEO ChatGPT

CEO OpenAI, Sam Altman menghimbau agar publik tidak sembarangan membagikan sebuah informasi kepada ChatGPT, apalagi jika informasi tersebut adalah hal yang bersifat pribadi.

Sam Altman juga menegaskan, chatbot AI bukanlah sistem yang menggantikan pekerjaan para konsultan, psikolog maupun medis. Meskipun saat ini ChatGPT digunakan untuk penggunaan sehari-hari daam meriset, menulis, dan lain-lain. Namun, Altman tetap berpesan untuk berhati hati mengguanakn ChatGPT dan jangan mudah terpengaruh atau percaya sepenuhnya kepada ChatGPT.

“Orang-orang yang memiliki tingkat kepercayaan yang sangat tinggi terhadap ChatGPT, yang menarik, karena AI berhalusinasi, seharusnya teknologi itulah yang tidak terlalu anda percaya” Ucap Sam Altman.

Selain Sam Altman, Geoffrey Hinton-Bapak AI juga menegaskan kepada para ilmuwan dan konsumen bahwa kepercayaan pada AI tetap harus dibarengi dengan kehati-hatian agar tidak terjadi potensi penyalahgunaan AI.

Tips Cegah dan Menghindari Kebocoran Data

  • Tidak membagikan informasi pribadi
  • Tidak memberikan riwayat dan infomasi medis (Kesehatan)
  • Rahasia perusahaan atau tempat kerja
  • Informasi keuangan
  • Informasi login (username dan password)
  • Tidak membagikan tautan percakapan secara publik
  • Menonaktifkan fitur riwayat percakapan (chat history)

Penuntup: Bijak Gunakan AI, Lindungi Privasimu

Teknologi AI seperti ChatGPT memang sudah menjadi bagian dari kehidupan sebagian orang untuk membantu kehidupan digital sehari-hari. Namun, perlu diketahui bahwa ChatGPT bukan sekadar mesin penjawab otomatis saja, tapi ia juga merekam, mempelajari dan terkadang menyimpan data.

Maka dari itu, pentingnya menjaga informasi pribadi agar data tetap aman. Sehingga tetap bisa menikmati manfaat AI tanpa harus mengorbankan kemanan atau kenyamanan pribadi.

Baca artikel dan berita lainnya di Google News – Teknologi.id

(SS)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar