Teknologi.id - Kabar bahwa
adanya obrolan ChatGPT yang bocor ke Google menjadi pembicaraan hangat saat
ini. Pasalnya, diantara banyak jenis chatbot AI, ChatGPT menjadi yang paling
banyak digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari. Menurut data, ada sekitar
180,5 juta pengguna aktif setiap bulannya.
Jika melihat beberapa tahun belakang, Artificial Intelligence atau AI sudah menjadi
bagian penting bagi kehidupan digital modern saat ini. Berbagai negara berlomba-lomba
untuk mengembangkan dan meningkatkan kecanggihan dari AI melalui beberapa
produk. Baik itu produk rumahan maupun produk digital lainnya.
Adanya AI, dapat dimanfaatkan untuk berbagai bidang, seperti bidang
pendidikan sebagai asisten belajar virtual, hingga merambah ke bidang medis kesehatan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa manusia saat ini sudah sangat bergantung pada
AI.
Diantara AI yang paling populer adalah AI jenis chatbot. Sudah banyak
chatbot yang bermunculan seperti OpenAI, ChatGPT, Deepseek, Kimi K2,
Perplexity.ai, dan Gemini AI. Memiliki daya tarik tersendiri, banyak orang
khususnya para gen Z yang menggunakan AI ini untuk membantu mempermudah
pekerjaan hingga menjadikan AI sebagai tempat curhat.
Namun, satu pertanyaan penting yang harus diperhatikan bagi pengguna AI. Apakah chatGPT aman di gunakan sebagai tempat curhat dan menyimpan informasi pribadi.
Bagaimana Obrolan ChatGPT bisa
Muncul di Google?
Berita tentang obrolan chatGPT yang bocor ke Google pertama kali
dilaporkan oleh Fast Company dalam artikelnya pada Rabu (30/7). Fast Company
menyebutkan bahwa sudah banyak kasus mengenai bocornya obrolan dari ChatGPT ke
Google. Bahkan obrolan tersebut tidak hanya bocor di Google saja tapi juga di
Bing dan DuckDUckGO.
Bocornya obrolan ini disebabkan oleh “ketidak sengajaan” dari pengguna
ketika menekan sebuah tombol. Salah satu penyebabnya yaitu fitur “Make this
chat discoverable”. Fitur ini sebenarnya adalah eksperimen jangka pendek yang bertujuan
agar pengguna bisa menemukan jenis percakapan yang bermanfaat dan membagikan
percakapan ChatCPT ke orang lain.
Fitur “make this chat discoverable” bukanlah fitur langsung aktif
ketika pengguna menggunakan AI, melainkan fitur tersebut baru aktif jika
pengguna menekan tombol “share” di ChatGPT dan mencentang kotak pesetujuan yang
berisi peringatan bahwa chat tersebut akan bisa ditemukan di mesin pencari.
Meskipun sudah ada pengamanan pada “kotak persetujuan”, yang menjadi masalah
hingga banyak obrolan yang bocor adalah tulisan peringatan tersebut sangatlah
kecil. Sehingga mudah terlewat dan pengguna tidak sadar bahwa sudah menyetujui
akses publik.
Setelah terjadinya beberapa kebocoran data. Akhirnya fitur make this chat discoverable dihapus. Karena dianggap terlalu beresiko. Informasi mengenai penghapusan fitur di umumkan oleh Dane Stuckey-Chief Information Security Open AI pada postingan media sosialnya di X (Twitter)
Baca Juga: Zuckerberg: Kacamata AI Akan Gantikan Smartphone, Siapkah Kamu?
Himbauan Langsung dari CEO
ChatGPT
CEO OpenAI, Sam Altman menghimbau agar publik tidak sembarangan membagikan sebuah informasi kepada ChatGPT, apalagi jika informasi tersebut adalah hal yang bersifat pribadi.
Sam Altman juga menegaskan, chatbot AI bukanlah sistem yang menggantikan
pekerjaan para konsultan, psikolog maupun medis. Meskipun saat ini ChatGPT digunakan untuk
penggunaan sehari-hari daam meriset, menulis, dan lain-lain. Namun, Altman
tetap berpesan untuk berhati hati mengguanakn ChatGPT dan jangan mudah terpengaruh
atau percaya sepenuhnya kepada ChatGPT.
Tips Cegah dan Menghindari Kebocoran Data
-
Tidak membagikan informasi
pribadi
- Tidak memberikan riwayat dan
infomasi medis (Kesehatan)
-
Rahasia
perusahaan atau tempat kerja
-
Informasi
keuangan
-
Informasi login
(username dan password)
-
Tidak
membagikan tautan percakapan secara publik
- Menonaktifkan fitur riwayat percakapan (chat history)
Penuntup: Bijak Gunakan AI,
Lindungi Privasimu
Teknologi AI seperti ChatGPT memang sudah menjadi bagian dari kehidupan
sebagian orang untuk membantu kehidupan digital sehari-hari. Namun, perlu diketahui
bahwa ChatGPT bukan sekadar mesin penjawab otomatis saja, tapi ia juga merekam,
mempelajari dan terkadang menyimpan data.
Maka dari itu, pentingnya menjaga informasi pribadi agar data tetap
aman. Sehingga tetap bisa menikmati manfaat AI tanpa harus mengorbankan kemanan
atau kenyamanan pribadi.
Baca artikel dan berita lainnya di Google News – Teknologi.id
(SS)
Tinggalkan Komentar