Teknologi.id - Wi-Fi atau Wireless Fiderly yang kita tahu adalah sebuah alat
(jaringan) yang menghubungkan antara perangkat digital dengan internet. Tetapi di
era serba canggih seperti sekarang, Wi-FI bukan hanya dijadikan sebagai alat penghubung
ke internet, ternyata wifi juga bisa melihat dna mengenali kita hanya dari cara
tubuh memblokir sinyal.
Para ilmuwan membuktikan bahwa sinyal wifi tidak hanya dapat menembus
dinding, tapi juga dapat mendeteksi kehadiran manusia dan mengenali gerakan.
Teknologi canggih ini ada ketika Wi-Fi Alliance-sebuah perusahaan besar wifi
mengembangkan spesifikasi IEEE 802.11bf wifi pada tahun 2020 lalu mempromosikan
wifi yang disebut sebagai Wi-Fi sensing.
Apa itu Wi-Fi Sensing?
Wi-fi sensing adalah sebuah teknologi yang memungkinkan sistem
mengenali pergerakan, keberadaan bahkan identitas seseorang hanya dnegan
menggunakan sinyal wi-fi. Teknologi ini memungkinkan sinyal wifi digunakan
sebagai alat sensor, bukan hanya sebagai pengirim data.
Tanpa perlu kamera atau alat tambahan, wi-fi sensing memanfaatkan
bagaimana tubuh manusia mengganggu sinyal yang tersebar di suatu ruangan.
Teknologi ini semakin populer untuk penggunaan perangkat pintar dan jaringan nirkabel di rumah, kantor maupun ruang publik. Menurut perusahaan wifi ternama, Wi-Fi Alliance, wi-fi sensing adalah bagian dari inovasi baru untuk generasi wi-fi mendatang. Hal ini disebabkan karena penggunaan wifi yang hemat energi dan dapat mendeteksi keamanan tanpa adanya sentuhan.
Meskipun diketahui jika nama WhoFi sudah dipakai oleh layanan komunitas di Oklahoma. Namun sistem ini punya misi berbeda yaitu mengenali orang hanya dari cara tubuh mereka mempengaruhi sinyal Wi-Fi di sekitarnya.
Baca Juga: Sedang Cari Mitra IT Andal? Ini 7 Penyedia Outsourcing Terbaik di Indonesia 2025
Cara kerja Wi-Fi dalam Mendeteksi Tubuh Manusia
Peneliti melihat bagaimana tubuh manusia mengganggu sinyal wi-fi
sebagai “sidik jari tak kasat mata” sehingga tidak memerlukan kamera. Setiap
tubuh manusia memiliki ukuran, bentuk dan cara gerak yang berbeda sehingga
menghasilkan pola sinyal yang unik dan dapat digambarkan sebagai sidik jari
digital.
Ketika seseorang bergerak di sekitar aera sinyal wifi, maka tubuhnya
akan menyebabkan gangguan terhadap Channel State Information (CSI) yaitu informasi
tentang karakterisktik sinyal yang diterima perangkat, Bahkan meskipun seseorang
berdiam diri, tubuhnya tetap memengaruhi sinyal wi-fi.
CSI sendiri adalah data teknisi yang menggambarkan bagaimana sinyal
wifi berubah ketika melewati lingkungan tertentu. Sinyal CSI ini bisa diolah
menjadi pola yang spesifik yang seperti sidik jari wi-fi.
Contoh penggunaan di Dunia
Nyata
Sebelumnya, para peneliti pernah mengembangkan sebuah sistem yang dinamankan EyeFi, dengan akurasi sekitar 75%. Tapi, dengan pendekatan WhoFi yang baru ini, akurasi meningkat drastis.
Ketika diuji menggunakan kumpulan data publik
bernama NTU-Fi, sistem ini berhasil mengenali orang yang sama dengan tingkat
akurasi hingga 95,5% — asalkan
sinyal Wi-Fi dapat ditangkap di tempat berbeda.
Baca Juga: Tesla Gandeng Samsung, Teken Kontrak Fantastis Rp 270 Triliun Buat Chip AI Masa Depan
Penutup
WhoFi dan teknologi pengenal tubuh berbasis Wi-Fi membuka babak
baru dalam dunia penginderaan manusia. Sinyal Wi-Fi yang selama ini kita anggap
remeh ternyata bisa menjadi alat pelacak yang sangat akurat, bahkan tanpa
menyentuh kita sama sekali.
Namun,
seperti semua inovasi canggih lainnya, teknologi ini juga menuntut regulasi
yang adil dan etis. Jika digunakan secara bijak, WhoFi bisa membantu banyak
bidang seperti keamanan, medis, atau smart home. Tapi jika disalahgunakan,
dampaknya bisa merugikan privasi banyak orang.
Baca artikel dan berita lainnya di Google News – Teknologi.id
(SS)
Tinggalkan Komentar