Mendikdasmen Larang Anak Main Roblox: Ada Berantem dan Kata-Kata Jelek

Sarah Shabrina . August 05, 2025
Foto: FT News


Teknologi.id – Dibalik keseruannya, game ini ternyata membawa dampak negatif yang berbahaya. Menanggapi kondisi ini, Mendikdasmen memberikan peringatan serius terkait bahaya tersembunyi pada permainan ini.

Mulai dari konten kekerasan, interaksi dengan orang asing, kecanduan digital, hingga cyberbullying menjadi alasan utama peringatan tersebut. Pemerintah menilai bahwa game ini berpotensi mengganggu perkembangan mental dan emosional anak-anak.

Apa Itu Game Roblox dan Mengapa Populer di Kalangan Anak?

Game Roblox adalah permainan daring yang dapat mengasah kreativitas. Di game ini, pengguna bisa membuat dan memainkan berbagai jenis permainan yang mereka rancang sendiri, dan bisa dimainkan oleh orang lain.

Roblox memberikan ruang bagi anak untuk berimajinasi dan berkreasi saat bermain. Game ini juga mudah dimainkan melalui ponsel maupun PC serta menyediakan banyak pilihan game gratis, membuatnya digemari oleh anak-anak maupun orang dewasa.

Setiap harinya, terdapat 111,8 juta pengguna Roblox yang menjadikannya lebih populer dibandingkan Minecraft.

Namun, di balik manfaat itu, terdapat ancaman digital yang bisa membahayakan anak-anak. Karena sifatnya yang terbuka, konten negatif dapat tersebar dan berpotensi merusak perkembangan anak.

Peringatan Mendikdasmen: Bahaya di Balik Game Roblox

Dilansir dari detik.edu, saat Abdul Mu’ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah memantau program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di SDN Cideng 02 Jakarta Pusat pada 4 Agustus 2025, ia mendapati anak-anak SD sangat senang bermain ponsel.

Abdul Mu’ti pun menasihati agar anak-anak tidak terlalu sering menggunakan ponsel:

“Main HP boleh, tapi tidak boleh lama-lama ya. Tidak boleh menonton yang (menampilkan) kekerasan, yang ada berantemnya, yang ada kata-kata jelek jangan nonton, tadi yang blok, blok itu jangan main yang itu karena itu tidak baik ya.”

Menurutnya, anak SD belum bisa membedakan adegan nyata dan rekayasa, mana yang baik dan buruk. Hal ini menyebabkan mereka rawan meniru adegan kekerasan dari game.

“Kadang-kadang mereka meniru apa yang mereka lihat. Praktek kekerasan di berbagai game bisa memicu kekerasan di kehidupan sehari-hari anak-anak,” tambah Mu’ti.

Dampak Negatif Game Roblox bagi Anak-Anak

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang bermain Roblox tanpa pengawasan orang tua berisiko tinggi terpapar konten negatif yang bisa menimbulkan trauma.

Game ini juga memungkinkan anak berinteraksi dengan orang asing, yang berpotensi menimbulkan pelecehan dan cyberbullying.

Pada tahun 2024, diketahui sekitar 40% pengguna aktif Roblox adalah anak-anak di bawah usia 13 tahun. Ini menjadi kekhawatiran utama.

Bahkan pihak Roblox sendiri mengakui bahwa anak-anak bisa terpapar konten berbahaya. Mereka juga menghimbau agar orang tua selalu mengawasi anak saat bermain game ini.

Baca juga: Ini 12 Resep Lengkap di Game Roblox "Grow a Garden" dan Cara Cepat Dapat Item Langka

Program TUNAS: Solusi Perlindungan Anak di Dunia Digital

Pemerintah melalui Kemendikdasmen, Komdigi, dan kementerian lainnya meluncurkan Program TUNAS (Tata Kelola untuk Anak Aman dan Sehat Digital) sebagai upaya perlindungan anak di dunia digital.

Anak-anak saat ini sudah terbiasa menggunakan ponsel, baik untuk berkomunikasi maupun mengakses media sosial. Namun, tanpa pengawasan, mereka bisa dengan mudah terpapar kekerasan digital, cyberbullying, dan konten pornografi.

Program TUNAS diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak.

Penutup: Dampingi Anak Bermain Game dengan Bijak

Melihat besarnya pengaruh Roblox terhadap anak, diperlukan pengawasan ekstra dari orang tua, sekolah, hingga pemerintah. Meskipun game ini bisa menjadi media belajar, tanpa pengawasan bisa menjadi bahaya.

Dampingi dan ajarkan anak menggunakan teknologi dengan bijak, agar mereka tetap bisa menikmati dunia digital dengan aman dan nyaman.

Baca artikel dan berita lainnya di Google News Teknologi.id.

(ss)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar